Saturday, January 31, 2009

Puas

Nggak terasa udah 29 hari dikantor baru...
Melewati 45 menit 4,5 detik dalam perjalanan setiap pagi.

Dan hari ini gw bisa menikmati weekend dipenghujung akhir januari.
Klo melihat hasil creative review bulan ini sih bisa dibilang 85% hasilnya bagus
sisanya, itu berarti PR kita bersama dikantor (pitching dan menang lagi)

ngomong2 guys, nggak tau ya kenapa dalam setiap pikiran, penglihatan dan pendengaran gw
kata2 orang akhir2 ini seimbang..ada yang jadi "kompor" ada juga yang jadi hembusan angin surga..hehehe

dan itu semua gw kasih judul singkat, PUAS

ya...entah itu buruk atau baiknya, ujung2nya kata si puas ini tuh terucap dalam hati
seperti " gila, akhirnya gw puas ngejelekin konsep dia didepan si bos" atawa
" fiuhh...lega, gw puas sama eksekusi ini.konsepnya brilian deh"

look, puas seolah2 jadi indikator.jadi kata penutup.

klo nggak puas katanya nggak tenang.
klo nggak puas berarti belum merasakan kenikmatan.
klo puas itu berarti lebih dari satu orang yang berperan.
klo puas itu berarti ingin mencoba lagi
klo puas itu seolah2 wujud keberhasilan
klo puas kadang menimbulkan dendam
klo puas juga bisa menumbuhkan penyesalan
klo puas itu tak ada ujung dan pangkal yang jelas

well, mengucapkannya emang sangat ringan dan ketika kata PUAS jadi binatang BUAS
yang selalu kelaparan, ada waktunya kita untuk PUASA.

PUASA untuk menjaga tingkat kepuasan.terhadap apapun itu.
PUASA untuk menjaga tingkat kebuasan.dengan apapun itu.

Yuk, hentikan PUAS ketika ingin menjadi BUAS

Monday, January 5, 2009

Free!

Hari ini gw masih liburan di jogja, masih menikmati pemandangan sawah yang sama, masih tidur di ranjang yang sama, masih menikmati aroma dahsyat masakan ibunda.

Tak lepas dari itu, pikiran gw selalu dan selalu terbayang untuk bercerita atau menulis.Entah kenapa ide-ide itu berterbangan bebas di otak gw, kadang ke kiri kadang ke kanan dan sepertinya mereka menari riang.

Hari ini juga belum gw sentuh kertas berlembar bernama Koran. Bahkan browse internet pun sengaja tak gw lakuin, semata2 buat liburan.ya, benar2 libur.walau kemarin sempat terserang demam lagi, dan terpaksa memakan 3 jenis obat.

Btw guys, kali ini gw dapet pengalaman yang luar biasa. Cukuplah bikin tulisan kecil (lagi) di blog ini. Lebih jelasnya begini, Hari jum’at sebagai hari pertama gw sampe di Jogja, malamnya langsung kongkow bareng anak2 UGM di sebuah cafĂ© daerah sagan.

Jam 7 teng gw sampe, pas kebetulan perut laper dan otomatis gairah pesan-memesan pun jadi tampak liar. Terpilihlah Nasi Goreng Special, Ice Moccacino, dan French Fries Barbeque sebagai juara malam mendung itu. Dan ketika itu pula, akses gretongan yang dipanggil Hotspot pun gw coba.

Ini ajaibnya. Selama ini gw sering denger kata gratis atau bahasa wong londo-nya Free. Klo kita liat arti dari Free sendiri bisa berarti gratis atau bebas. Dua kata yang tampak sama tapi beda makna dan bias pada kenyataannya.

Coba deh guys, kita liat..Free (dalam arti gratis) -- Sering banget kita dapetin dalam promo iklan, semisal Buy One Get One Free. Klo dipikir its not real free, right?! Kita masih ttp harus spend money buat itu. Dan kita pun tidak bebas (Free) dalam memilih barang yang kita suka, tentunya barang yang digratisin adalah barang tertentu dan bisa jadi karena barang itu tidak laku-laku atau udah jadi stok barang yang menumpuk yang pastinya akan mengurangi kualitas barang itu

Sekarang Free (dalam arti bebas) – Gw rasa semua orang pasti suka dan ingin kebebasan, bahkan negara pun membutuhkannya. Tapi lepas dari makna itu apakah Free dalam konteks bebas ini benar-benar bebas seperti yang sering kita dengar dan diteriakan orang, “ Aku Bebaaaassss “. Tapi guys sebenarnya kata bebas pun tidak mutlak hukumnya.

Lets see…Si A bebas memilih pacar, dan sebenarnya dia pun tidak bebas, dari satu pilihan jadi banyak pilihan dan pasti ada kriteria yang ia sukai, misal harus kaya, harus cantik, nggak bawel, mau hidup susah dan bla..bla..bla. Dan jadi nggak bebas kan, karena bebas artinya tidak punya batasan, tak punya aturan, seperti berada diruang yang luaaaas sekali, seperti ruang hampa mungkin.

Contoh selanjutnya, Gw bebas akses internet gratis tapi setiap 1 jam sekali mati dan harus register lagi (padahal gw lagi kirim file kerjaan). Gw bebas pergi kemana aja, tapi jangan sampe malem biar nggak masuk angin n kerokan mulu, Gw bebas makan apa aja asal jangan yang terlalu manis dan ber-nuansa kambing dan rekan-rekannya (memacu darah tinggi,bro.hehehe). Bahkan seorang freelancer pun yang bisa dikatakan bebas karena tidak terikat dengan perusahaan tetap pun bisa dibilang tidak bebas. Dia harus mengurus keuangan sendiri, meng-upgrade diri sendiri, mencari klien sendiri, “mempercantik” diri sendiri, ia pun harus nurut dengan yang namanya deadline dari klien. Bahkan nggak jarang lembur-lembur juga.hehehe

Lantas mahluk apa pula si Free ini?

Yang sepertinya kerap kali menjadi senjata advertiser atau marketer klo dah kepepet.
Menjadi buaian siang bolong buat pembeli-pembelinya, syarat dan ketentuan berlaku,bro.

Yah…yah…yah
Sudah Free-kah kita?