Monday, December 15, 2008

Suka, Sayang dan Cinta

Minggu kemarin hujan turun deres bgt, gw aja tertidur pulas didepan TV seperti biasanya. Pas bangun perut laper banget dan pengen banget nyantep Nasgor Sosis di warung biasanya, ditambah segelas ovaltine dingin.hmmm…

Tapi diluar itu, isi kepala tiba-tiba nyuruh gw utk nulis lagi. Kali ini judulnya rada kompleks menurut gw, dan nggak ada salahnya di omongin disini.

Sesuai dengan judul di atas, ya…Suka, sayang dan cinta.

Ketiga kata itu pastinya sering banget kita temui, semua orang bahkan pernah menyebutnya. Orang kebanyakan mengatakan itu sebuah jenjang atau tingkatan. Ada yang bilang itu ungkapan perasaan manusia terhadap sesuatu yang ia lihat, dengar dan rasakan.

Gw sih nggak bakal membahas secara definisi ketiga kata itu apa, tapi lebih pada seberapa besar pemahaman gw ttg ketiga kata itu. Tapi sebelumnya gw mau bilang bahwa ketiga kata itu (menurut gw) nggak sama. Which is, contohnya begini…
Ada seorang cowo yang bilang ke cewenya, “ Sayang, aku ini sayang banget sama kamu, tiap hari mikirin kamu “, trus selang beberapa hari lagi dia bilang “ Sayang, aku tuh cinta sama kamu, makanya aku rela berkorban demi kamu “ dan sebelumnya pun dia pernah bilang “ Dari awal aku ngeliat kamu, aku tuh udah suka sama kamu “.

Nah, itu yang sekarang ada di kepala gw..klo dilihat pelan-pelan rada lucu sih..ada ketidak konsistenan disana. Sebentar bilang cinta, sebentar bilang sayang trus dulu pernah bilang suka.

Gw cuma mau bagi pengalaman aja, sekarang gw udah jatuh cinta sama iklan. Nah loh...Gw nggak pernah sayang atau suka sama iklan, jadi klo ditanya orang, gw udah kadung jatuh cinta aja sama iklan. Mau gmn lagi donk?!

So, intinya (masih menurut gw), suka itu hanya sekedar melihat tapi tidak ingin merasakan dan memegangnya. Klo sayang itu melihat dan memegang, tapi klo udah sampe level cinta, bisa sampe merasakan bahkan hidup dan senantiasa mencurahkan segalanya utk yang dicintainya itu sampai berkorban mungkin. Berlebihan memang, tapi itulah adanya. I love the job but I don’t like this job.

Dan dengan kita bisa menempatkan segala sesuatunya dengan baik (entah itu suka, sayang atau cinta) kita bisa me-manage hati dengan baik, tidak terjebak dan tidak terlena didalamnya.

Kamu suka, sayang atau cinta?

The Sea Inside



Terlambat itu sebenarnya tidak mutlak hukumnya, yang ada hanya kita kurang tepat menanggapinya, karena waktu ini berlari tanpa peduli kita, dia, dan siapa disana.

Belajar dari itu semua, gw sangat takjub dengan kalimat yang gw dapet saat menonton film besutan Alejandro Amenabar ini.

Freedom without a life is not a freedom, but a life without freedom is not a life

Film ini sangat sarat akan makna hidup yang patut kita cermati, apalagi film ini based on true story yang menceritakan kehidupan Ramon Sampedro (Javier Bardem). Ia seorang mantan pelaut yang mengalami kelumpuhan dari leher ke bawah akibat kecelakaan di pantai. Meskipun dirawat dengan baik oleh keluarganya, ia menganggap hidup dalam keadaan lumpuh seperti itu tidak bermartabat.

Oleh karena itu, ia memperjuangkan haknya kepada pemerintah agar diijinkan untuk mengakhiri hidupnya. Untuk itu ia didampingi oleh seorang pengacara bernama Julia (Belen Rueda).

Dengan segala keterbatasannya dan dukungan dari orang-orang yang berada di sekitarnya, Ramon berhasil menyelesaikan sebuah buku berjudul “Mati Untuk Hidup: Surat Dari Neraka”.

Judul The Sea Inside sendiri diambil dari salah satu puisi karya Ramon Sampedro.
Dalam hal ini kata “Sea (laut)” bisa dikaitkan dengan “Kematian”. Laut dan Kematian adalah hal yang sering dibicarakan seolah dikenal tetapi seringkali hanya dikenal di permukaannya saja sedangkan apa yang ada di dalam atau dibalik permukaan lebih merupakan misteri.

Film ini menurut gw, bukan mengajarkan kita untuk bunuh diri tapi lebih pada konteks di mana kita bisa menghargai diri dan orang lain yang ada dalam hidup kita.
Menurut gw kita hidup bukan untuk mati, tapi kita hidup untuk mempersiapkan diri kita saat dijemput dengan kata mati.

Percaya atau nggak kebanyakan manusia hidup justru ingin selamanya hidup, memperpanjang hidup dengan cara apapun dan tak peduli lagi bahwa Tuhan itu ada atau tidak. Kita pun jadi sombong dan tak sadar bahwa regenerasi haruslah berjalan dan keabadian hanya milik Tuhan. Lebih anehnya jika saat ulang tahun kita selalu bilang, selamat ulang tahun semoga panjang umur (bukannya semakin bertambah, maka semakin dekat kita dengan kematian?)

Bukan karena film ini film lama atau telah memenangi 56 penghargaan dan 32 nominasi untuk berbagai kategori diseluruh dunia, tapi lebih karena kalian harus nonton film ini menurut gw.hehehe

Tuesday, December 9, 2008

Brief

Alkisah hari ini kita deklarasikan menjadi hari Jum’at, tidak tepat kliwon sih tapi cukup horor juga klo mau dihoror-hororin. Gue dan partner gue, Komenk janjian di pojok rokok andalan anak-anak lantai 4. Tema hari ini terdiri dari 5 huruf, BRIEF.

Bukan mau sok kebarat-baratan si, tapi emang udeh dari sononya tuh kata bercokol di benak anak-anak ahensi (baca dengan spelling belanda). Kata itu simple memang, tapi jadi tak simple jika tak buruan ditulis, dituangkan dan distrategikan seperti seharusnya. Ucuk-ucuk tiba-tiba sim-salabim pengen jadi ide seger yang katenye harus outstanding atau out of the box-lah (emang kita pernah tau isi kotaknya apa? Atau kita pernah tau bahwa persediaan di kotak itu udah kosong?)

Bukannya anak-anak iklan sendiri yang belum apa-apa udah membatasi diri dengan paradigma out of the box-nya? Kenapa nggak dibikin out-of the circle atau out of the triangle aja? Apa gara-gara sekali lagi dibatasi dengan istilah kotak Pandora?

Ok, kita lanjut.. kita berdua memang masih cukup muda dan masih mempunyai adrenalin yang besar untuk belajar supaya berkembang (bukan ngembang kayak karet kondom, menk.hehehe). Secara garis besar pembicaraan kita terkutip kayak gini :

Komenk : “ Gila lu den, masa produk tadi kita nggak dapet briefnya? Trus si AE itu
Kerjanya ngapain?”

Gue : “ Yah, gitu deh…lo tau sendiri klo disini nggak kenal brief, ada juga Surat
Order…hehee.Delivery kali tuh order :P”

Komenk : “ Klo nggak ada Creative Brief, jadinya subyektif banget kan, nggak tau
5W+1H-nya apa, nggak tau strateginya apa, biar ada Client Brief juga”

Gue : “ Nah itu dia menk hebatnya orang iklan, sometimes kudu jadi cenayang,
dan every times jadi kuli.hehehe”

Komenk : “ Gimana mau jadi CD klo brief aja kagak ada” (sambil mengepulkan
asap rokok Avolution yang udah abis 2 batang)

Gue : “ CD bajakan kali.hehehe”

Dari situ gue jadi berpikir, sebenarnya butuh nggak sih Brief itu? Wong tanpa brief pun iklan bisa terbuat. Entah itu hasil gontok-gontokan si CD atau hasil brainstorm antara gue dan komenk. Tapi kita memang belum punya ilmu intuisi yang udah dipunya klien atau konon praktisi iklan yang udah tersohor yang berani memperjuangkan idenya walau klien bilang “ Lo, berani ganti biaya produksi iklan ini klo ternyata nggak punya impact di pasar?” Nah lo…

Tanpa brief sebenarnya pekerja iklan mampu membuat iklan tapi seakan-akan dia harus semedi dulu di gua pertapaan entah apa namanya itu. Nyang penting begitu waktunya present dengan klien tuh ide udah ada aja. Darimana datengnya wong brief aja nggak ada? Nah itu hebatnya orang iklan, bisa buat yang nggak ada jadi ada. Ya diada-adain lah..

Well, klo begitu gimana iklan kita mau berkualitas? Gimana kita mau buat iklan yang impactfull? Yang AE-nya aja cuma sibuk serve klien all in. Yang taunya hanya beli kue klo present.hehehe.

Gue : “Mbak, briefnya mana?!!”

Si mbak : (cuma tengok kanan-kiri sambil bawa kue)

Malu

Bisa dikatakan, akhir-akhir ini marak hadirnya masalah yang melingkar seperti lingkaran setan. Saling memukul, saling menelanjangi diri, saling mencaci maki,
saling “memuji”, saling merampas hak milik orang lain, dan saling merasa benar.

Dari tayangan televisi hingga berita diradio yang selalu disiarkan baik langsung atau tidak, aku termenung. Menghela nafas dan berkata dalam hati, sepatah kata yang menghujam banyak makna. MALU

Apa arti kata MALU jika masih banyak orang yang masih sibuk dengan dunianya sendiri? Atau sibuk dengan dua, tiga atau sekelompok orang yang ia punya.
Apakah nanti kata MALU tidak akan ada lagi kita temukan dalam kamus atau literatur yang banyak dijual ditoko buku? Atau yang fasih kita ucapkan, Atau pelajaran yang kita emban semasa sekolah dulu?

Masih lekat diotak kecil ini, semasa jaman penjajahan kala itu…dimana kata MALU masih cukup di junjung tinggi. Masih mengingatkan kita sebagai manusia bahwa kata itu WAJIB hukumnya kita patuhi. Bukan MALU untuk mengakui bahwa kita bangsa yang besar tapi lebih karena MALU jika bangsa kita di jajah atau lebih tepatnya kita pelan-pelan menjajah bangsa kita sendiri.

Ada yang tua merampas “uang-uang” rakyat, yang muda meluapkan emosi penuh dengan kata-kata binatang, yang miskin meminta-minta dengan kebohongan dan yang kaya meronta-ronta seakan ia tak punya banyak simpanan dikantong tebalnya.

Tak banyak yang mau mengakuinya bahwa kata itu seakan kita tanggalkan pelan-pelan. Menjunjung tinggi kepercayaan diri yang tak bertepi. Yang menjadikan salah jadi benar dan benar tak mengandung makna yang baik, subyektif rupanya.

Ada yang tak malu mengatakan kata Anjing dengan lantang, belum lagi ketika kita sama-sama berada di jalanan, semua orang merasa benar. Tak lagi mengakui bahwa ia terbukti salah. Yang ada ia hanya ingin dihadirkan dan didengungkan dengan kata benar.

Lantas, kira-kira kita mau kemana ya klo kata MALU tak perlu kita ucapkan?
Aku pun jadi teringat dulu semasa kecil bermain dengan tumbuhan putri malu, tumbuhan yang apabila kita sentuh dia akan menutup dengan konsisten, tidak pernah berubah. Dia tidak MALU bahwa itu adalah sebuah kelemahan, justru ia tampak MALU dan menjadikannya sebuah keindahan.

Masih ingat kapan terakhir kita MALU?

Friday, December 5, 2008

Sombong

Akhir-akhir ini gw meluangkan waktu untuk lebih banyak melihat lagi..dari mulai nonton TV, nonton film di blitz, datengin tmpt2 baru, kepusat perbelanjaan, sampe ke warteg dkt rumah. Tak jauh dan tak bukan....
ada orang yang mampu, ada orang yang tampak tidak mampu.
ada yang glamour, ada juga yang tampak sederhana.

Bangunan-bangunan yang awalnya kusam, sekarang sudah segar dan kokoh..
cat-cat warna tua sudah tidak mendominasi lagi, hanya ada warna cerah
apalagi tampak bertuliskan "Yang Muda, Yang Membawa Perubahan" pada dinding perangai
gedungnya.

dari hari yang berlalu ini, terus berjalan waktu mili detik hingga jam-jaman yang
berdenting satu arah. Gumpalan daging sempurna yang awalnya di panggil bayi itupun
berubah menjadi manusia dewasa.

Perubahan yang menjadikannya sosok perubahan itu tak luput dari kesombongan.
entah knp, hati ini selalu menyuruh menulis ttg sombong.Mungkin kata itu tak menarik
dan banyak mengandung nuansa negatif, tapi itu yang mau gw tulis hari ini.

Secara definisi sih gw nggak paham2 amat.Ada yang bilang sombong kerap dekat dengan
sikap optimis, Sombong dekat dengan kekayaan, sombong dekat dengan gelar tinggi atau sombong dekat dan akrab dengan kecantikan/ketampanan.

tapi hati ini ingin tau ttg kesombongan itu.yah, itung2 buat belajar agar lebih bijak kedepannya.Klo menurut gw, sombong itu kepercayaan diri yang berlebihan, menghalalkan segala cara, dan tak paham dengan konsep batasan diri.sedangkan optimis,
sikap positif yang penuh percaya diri, rendah hati, ikhlas dan sabar dengan hasil serta paham dengan batasan dirinya.

Pada dasarnya manusia emang mahluk sempurna ciptaan Tuhan.Mungkin karena kita merasa
sempurna, jadi kita merasa lebih dari segalanya.Liat cewe yang jelek, ngerasa kita paling cantik, ngeliat cowo kurus serasa kita yang paling ideal.Liat orang cuma naik motor cuma kita yang ngerasa gagah pake mobil...tukang sampah lewat depan rumah, acuh tak acuh..giliran mobil jaguar lewat depan rumah, mata bisa nggak kedip

Sadar atau tidak kesombongan seperti mengalir dari dalam darah kita, tergantung kita
mengijinkan ia masuk atau tidak.Setiap hari kita diuji dengan kesombongan itu, mulai dari kita bangun setiap harinya, apa udah mengucap syukur?kita bisa makan dan minum dengan lezatnya, apa udah mengucap syukur?dapet rezeki lebih, apa udah dizakatkan?

bahkan ketika makan di mall pun kita bisa aja jadi sombong, jadi kaum kapitalis.
Setiap orang sebenarnya penting jadi optimis, tapi tidak untuk sombong.
Kesombongan ini yang akan naik pangkat menjadi tamak.Jadi lupa diri akan asal mula
dia lahir.Jangan dikira planet Matahari adalah planet terbesar di galaksi ini, masih ada Antares yang besarnya 1000 kali lipat dari matahari.

Dilain pihak, kita bisa jadi sombong jika banyak orang yang memperhatikan kita,karena merasa paling penting dan bisa sombong juga dengan kemiskinan kita, yang kita bertemu orang lain selalu mengatakan "gue ini miskin" secara terus menerus (masih inget film Ujang Pantry?)

Jadi kesombongan datangnya bisa dari mana aja, kapan aja.Seperti penyakit yang
butuh antibiotik.Jika kita masih punya kadar sombong, seberapa besar usaha kita
untuk menurunkannya dan kemudian hilang?

Masih ingin sombong kah kita?

Monday, December 1, 2008

Takdir dan Usaha

as we know...takdir itu dibayangkan oleh kebanyakan orang dengan hasil dari segalanya, sedangkan proses adalah
simbol dari usaha....tapi believe it, takdir itu dibuat Tuhan ada 2 macam,let say...right way and left way.

di Right Way, cenderung menunjukkan kebahagiaan dan harapan...dan hasilnya tampak baik
sedangkankan di Left Way, cenderung menunjukkan penderitaan, "kekalahan" dan pengorbanan.
tapi sadar nggak, klo semua itu hanya in our mind?its all about perseption..trully

seperti yang Allah bilang " Aku akan seperti yang umatku pikirkan"

Yah, mungkin sejenak kita termenung..masa sih?
di dunia ini tidak semuanya tampak pasti

seperti kemarin yang aku bilang, tampak bahagia belum tentu bahagia
dan tampak menderita belum tentu menderita

takdir itu satuan mutlak yang udah dipilih manusia. entah dia memilih yang kanan atau yang kiri tadi.
Hasilnya sebenarnya ttp sama tapi jalan menuju kesananya aja yang beda..
klo yang pilih kanan tampaknya bahagia klo yang kiri tampaknya menderita atau berkorban dl

trus apa hubungannya dengan usaha?
usaha itu jembatan dari takdir.dia tak berjarak bahkan mutlah hukumnya

W.Clement Stone pernah bilang
" Apa yang dipikirkan, diimpikan dan diperoleh manusia itu hasilnya selalu sama"

Contoh: kenapa aku dapet gaji sekian juta di kantor sekarang, kenapa aku bisa pegang Ipod Touch sekarang,dll
karena seblumnya aku pengen, trus aku impikan dengan menempel gambar barang2 itu di lemari kamarku
dan hasilnya aku dapat itu

semua tergantung pada usaha kita
usaha untuk memfokuskan pada yang diinginkan atau tidak menginginkan
misal : kita nggak pengen jatuh dari motor, karena kita takut luka
tapi karena kita selalu fokus akan hal itu dan ketakutannya, kita malah jatuh
percaya atau tidak, karena kita tidak sengaja udah "mengharapkannya"

begitupun sebaliknya..
jadi benar ada orang bilang jangan terlalu cinta dengan seseorang karna nanti akan jadi benci
dan jangan membenci seseorang karena nanti akan jadi cinta.

yang paling simple, kita jangan menghindari sesuatu tapi hadapi dengan positif.
banyak orang yang bilang gini, bagaimana klo aku benar2 nggak suka dengan hal itu?
apa harus dihadapi?mikirin aja males apalagi harus dihadapi?

ok gini...
pernah dengar teori magnet atau rudal nggak?
magnet akan mencari pasangannya yang akan menempel dengan dia tapi semua orang tau klo yang
melekat itu kutub utara dan selatan (lihat, mereka beda tapi bisa nempel)

kemudian rudal, akan mencari target dimana dia harus dituju, tapi kadang bisa dikelabui tentunya
dengan berbagai usaha.

nah klo gitu, jawabannya gampang.semakin dihindari maka akan didekatkan.entah mau atau tidak.
jadi make it smooth aja.santai.postive thinking.anggap aja kita udah berbahagia dengan orang itu

bukan berarti kebahagiaan semu lo..its light of hope for everything
orang bijak pernah bilang " Follow your bliss (ikuti kebahagiaanmu)"

Kebahagiaan itu adalah melakukan sesuatu yang kita cintai.

so, takdir dan usaha itu tipis banget nyaris tak berjarak..walau bgt, manusia nggak boleh terlena dengan takdir aja
(seperti orang yang pasrah dan selalu bilang "udahlah, semua ini udah takdir jadi nggak usah dilakuin deh, kita emang
udah ditakdirkan miskin") dan manusia tidak boleh sombong dengan usaha (seperti orang yang menghalalkan segala
cara agar mendapatkan sesuatu, dan merubah niat awal dari yang dia inginkan)

what do u thinking? percaya takdir atau usaha?

Friday, November 28, 2008

Make In Toast

Hari ini, cahaya matahari berani masuk ke dalam jaket coklat yang aku kenakan.
Terasa hangat dan membakar semangat pagi di angka 28/11.Pagar berlumur hijau itu
masih berkarat sama seperti sebelumnya hanya ditambah bau mangir di pelataran
sekitar teras rumah.

Kaki mulai berpijak bergantian, menjuntai sepatu yang tampak kotor tak disemir
hampir sekitar 1 bulan lamanya. Tak ada pemandangan kucing persia abu-abu melintas
di jalan berkerikil itu..

Hingga perbatasan rumah aku lewati dengan indahnya, hasrat membakar mulai terasa
di telinga yang diciptakan sepasang ini. Ada alunan nada OST Opening Superman yang tak pernah bosan diputar mesti sekian lama di turn on kan di IPod sentuh itu.

Setelah sampai di dudukan kuda baja, suasana antrian dan riuh roda empat dan dua pun
tak mau kalah saling bersahut-sahutan.

Hingga sesampainya dikantor, dan lagi-lagi harus menaiki karpet merah 4 lantai, sampai pada pagi inilah, kursi kosong itu masih ada.

Hasrat yang telah ada dari semenjak terbangun pukul 5 pagi tadi masih tetap sama
dan sebentar lagi akan mencapai klimaksnya di dentingan klik kiri mouse hitam
yang masih baru itu..

Thursday, August 28, 2008

Gair..ach

Pukul 7 malam sudah lewat..
Masih ada suara klik mouse ataupun suara alto dari tim sebelah
Mesin-mesin monitor masih kuat menyala

menunggu makanan lembur sembari hujan deras kuat menyambar
begitupun dengan petir yang menyalak-nyalak
lampu 70watt masih memijar ke seluruh penjuru
hingga menemukan kumpulan debu-debu

dari laci, hingga ke buku-buku yang meninggi di meja

ada juga suguhan guyonan di bilik pantry
seperti ada 2 orang sedang berjibaku disana

hari yang melelahkan kemarin tak seperti yang lewat hari ini
masih bisa menulis dan merangkai gambar di dunia digital
kental dengan segelas cangkir air putih

dan melihat orang yang sama lewat 3 kali

Malam ini tak seperti malam biasanya
ada sesuatu yang terkumpul dalam benak
entah karena makan malam belum di makan

Tuesday, July 15, 2008

Jadi Aku...

Sewaktu bangun pagi, dimana pukul subuh telah terlewati aku terbangun dengan cukup tegak. Menatap pintu kamar mandi yang berukuran lebih tinggi sedikit dengan tinggi badanku.Lekas mengambil handuk putih dan mulai merasakan dinginnya air di ember merah muda yang terisi setengah penuh..

Byur…byur…byur

Wajah anugerah dan kaos hitam plus setelan jeans hitam sudah tegap berdiri didepan cermin berlis warna hitam.Tas kecil itupun tak luput diangkat segera, memulai menghadapi kerja untuk hari ini.Menuruni tangga yang telah berlapis karat dan membuka kunci pintu gerbang kayu dengan bertuliskan “solid”.

Sebenarnya dari jauh hawa pagi ini sudah tercium hangat, sinar-sinar matahari itu sudah mulai berkejar-kejaran ingin masuk di sela-sela jaketku, lubang telinga hingga jendela besar milik tetangga.

Setapak hingga berpuluh-puluh tapak di pijakkan, terdengar mulai dentuman palu dari pekerja kasar penuh keringat di atas genting, tukang sayur yang setia didatangi oleh ibu tua yang selalu ditemani oleh kucing gemuk abu-abu itu pun meramaikan hari itu.

Alhamdulillah..sedikit demi sedikit aku tasbihkan rasa syukur dari segalanya.Karena aku percaya itu akan mempermudah segalanya.

Mulai belok di jalan kedua, ku langkahi pagar pembatas komplek. Melewati scene favorit setiap pagi; segerombolan kucing yang sudah berbaris rapi didepan rumah ibu manis (sebut saja begitu, sesuai binatang-binatang manis yang ada di depan pagarnya)

Badan ini pun berbelok lagi untuk sekian kalinya.Kali ini mencoba melewati trotoar yang sedang. Dari kejauhan sudah terdengar suara bising roda tiga dengan bisa tua yang menyelimutinya, bajaj.

Tak jauh 20 meter dari situ, Toko Koh Ahong sudah terlihat begitu jelas. Masih ada tumpukan-tumpukan gallon tersusun dan voucher-voucher tergeletak di habitatnya masing-masing.

Kemudian memberanikan diri utk menyebrangi jalan besar pertama. Masih menggunakan trik lama berjalan bersebelahan dengan mobil yang ingin menyebrang juga. Tak luput pasti terdengar suara klakson dan emosi manusia kecil ditempat yang sama.

Mobil hitam-coklat itu pun aku pastikan sudah menungguku di halte biasanya, dengan kursi nomer 9 dari depan, aku pun sudah mulai merasakan hawa dingin AC kembali. Memasangkan earphone utk beberapa tembang menyambut pagi ini.

Dari dalam, aku melihat asap mengepul, roda berputar, dan tentunya merdunya lantunan nada di telinga. Playlist masing bertahan di posisi Phil Collins – Look Through My Eyes.

15 menit kurang berlalu, masih seperti biasanya. Jari telunjuk kanan aku letakkan sebagai bukti bahwa aku telah hadir kala itu. Menaiki 63 anak tangga warna merah, dan terlihat kembali kursi hitam itu. Secangkir gelas air putih seperti gelas warteg itu pun masih membisu kaku.

Hari ini harus rela melewati 8 jam bersama kursi hitam itu, harus rela “meniduri” beberapa layout ataupun hujatan revisi yang memekik telinga. Meskipun begitu, tetap saja ada cinta yang duduk setia disana. Memberikan semangat dan doa tanpa henti.

Aku tak rela helaan nafas menjadi keluhan, buang-buang energi saja.

Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Kereta akhirat sudah berangkat dari pukul 12 tadi. Aku mungkin berada di kloter ke sekian, padahal aku membawa banyak doa hari itu.

Waktu yang bercucukan mili detik itupun tak akan mau berhenti, dan cukup tegas dan jelas memang bahwa jarum itu menunjukkan angka 5, pertanda seorang gadis berawakan sedang itu pasti akan kembali mendatangiku dengan lembaran kertas warna-warni. Disitu pun banyak bertuliskan angka-angka yang beraneka.

Tak ayal, aku pun mencoba memesan. Yang sesuai rasa lapar malam di hari Kamis. Kata kebanyakan orang, itu lembur namanya. Entah dari mana kata itu berasal, tak penting sih. Namun penting bagiku yang malam ini hanya ditemani oleh kotak elektronik yang tak memiliki panca indera.

Perut sudah terisi dan mulailah usus bekerja.Sedikit demi sedikit halaman sudah di save, sudah dicetak di bidang kertas putih yang akan masuk di mesin tinta kotak hitam.

Ting…ting…sebuah pesan singkat masuk begitu saja. Tertuliskan kata-kata penuh rindu dari seorang belahan jiwa disana, di deretan rumah jalan ekor kuning 3. Aku pun tak lupa melepaskan senyum. Baiklah, aku pulang.

Dibawah sudah menanti taksi burung biru dengan sopir berkumis tebal.

“ Pulo Asem Utara, pak “ kalimat itu sudah fasih di lafadzkan setiap pulangnya. Seperti ritual yang tak boleh terlewatkan.

Dari jendela mobil itu, aku melihat kilauan cahaya malam. Jakarta tak pernah sepi, seperti New York yang tak pernah tidur. Entah rasa apa malam itu, yang penting aku bisa segera merebahkan tubuh ringan ini ke kasur beralaskan seprai hijau muda.

Sebelum menutup mata ini, masuk kembali pesan singkat dari perempuan yang sama.
Berisikan kata penuh rindu yang mendalam. Begitupun aku, yang boleh dikatakan rasa lelah pun seakan hilang begitu saja, tak berbekas.

Alhamdulillah…Mari tidur kembali, Yakinlah bahwa ini bukan hanya mimpi.
Semoga Tuhan sudi mengijinkanku untuk membuka mata ini esok yang penuh misteri.

Wednesday, April 23, 2008

Belajar dari Orang Gila

Sudah lama saya tidak memanjakan diri saya di pemijatan refleksi yang tidak jauh dari rumah. Jika dilihat dari segi harga dan pelayanannya, cukup memuaskan. Dengan cukup membayar Rp 40.000,- saja kita bisa merasakan pijatan seluruh badan selama 90 menit. Tapi hari ini tidak seperti biasanya, saya mendapatkan antrian nomor 9. Sepertinya ada sebuah keluarga besar yang telah lama antri sebelum saya. Saya pun memutuskan untuk menunggu diluar, kebetulan persis di depan pemijatan refleksi itu, berdiri sebuah Mall yang cukup angkuh.

Di sebelah kanan pemijatan refleksi itu ada sebuah warung angkringan yang dipenuhi oleh beberapa karyawan yang bekerja di tempat pemijatan refleksi itu. Saya pun bergegas ikut dalam perkumpulan itu. Dengan memesan sebungkus nasi tempe-ikan teri ditambah es teh manis, saya bisa membaur cepat dengan mereka plus dibumbui dengan sedikit bahasa Jawa.

Tak lama situasi mendadak berubah menjadi riuh, beberapa orang yang ikut makan di warung itu memalingkan semua wajahnya ke arah kanan tak terkecuali Mas Hamdan, penjual warung angkringan itu. Terdengar suara jijik dari mulut seorang perempuan yang melintas tepat berjalan kaki di belakang warung tempat saya makan (sampai saat ini pun saya masih mengingat kata-kata yang ia ucapkan ).

Ternyata pemandangan yang mampu mengalihkan semua pandangan mata dan memicu setiap perkataan dari orang yang melihatnya itu adalah ORANG GILA. Ya, ada orang gila bugil yang tak sengaja melintas ditrotoar jalan tak jauh dari tempat saya makan. Ada yang merasa jijik, ada yang menutup mata, ada yang cuek, ada yang merasa takut diganggu, sebagian ada yang merasa kasihan, bahkan ada juga yang menganggapnya sebagai objek tertawaan. Saya yang melihat pemandangan itu langsung berkata dalam hati, “ Mau kemana orang gila ini? Seandainya ia diijinkan untuk bicara, kata apa yang pertama akan dia katakan? “.

Sepanjang jalan orang gila itu masih saja menjadi perhatian orang disekitar, apalagi saat itu ia sempat berhenti untuk mencabuti beberapa tanaman kota yang tumbuh di sekitar trotoar jalan. Begitu menyita perhatian untuk waktu yang lama. Mungkin bagi yang merasa takut, ada perasaan gemetar dalam hatinya dan segera membuat jarak sejauh mungkin dengan orang gila itu. Bagi yang merasa iba, ada perasaan ingin menolong dihati mereka, walaupun mereka masih mengumpulkan keberanian untuk melakukannya.

Bisa dikatakan, orang gila itu menjadi “objek wisata” sesaat. Benar-benar memiliki stopping power yang kuat. Lantas bagaimana kaitannya dengan iklan? Seorang teman lama yang saya ceritakan tentang hal ini langsung nyeletuk, “ Jadi iklannya harus kita tempel di orang gilanya gitu, biar dilihat orang? Gile lu! Bisa-bisa kita dibunuh klien nanti, brand image-nya bakal jeleklah “. Mendengar kata-kata teman saya itu, saya jadi merasa rindu padanya, seorang Art Director dari biro iklan lokal di Jakarta yang sering saya ajak ke warung tempe telur Arto Moro Cak Ojie langganan saya jika ia berlibur di Yogya.

Produk kita tak perlu menjadi orang gila, tak perlu juga menempel poster di orang gila itu, atau bahkan ide gilanya lagi, kita suruh orang gila itu untuk menyebar flyer kita  . Dari orang gila ini, saya mendapat banyak pelajaran. Feel (perasaan) dan Touch (sentuhan). Saya tidak sedang meramu formula membuat iklan yang baik, karena saya yakin iklan yang baik itu luas sekali cakupannya, lagipula bukanlah porsi saya untuk membicarakan hal itu karena saya bukan orang iklan.

Ada apa dengan feel dan touch? Sejujurnya ketika saya melihat orang gila itu saya merasakan ada sesuatu yang menyentuh hati saya. Sesuatu yang membuat saya selalu ingin tergerak dan mengingat perasaan itu lagi ketika saya melihat orang gila dilain tempat. Suka atau tidak suka-nya saya akan hal itu, hati saya tetap saja tersentuh.
Kalaulah orang gila itu sebuah iklan, mungkin saya langsung mengatakan pada Anda “ how do you feel? “ dan kemudian “ you wanna touch it? “. Dua hal itu tak pelak seperti saudara kembar yang tak terpisahkan. Hal itulah yang mungkin bisa kita bentuk untuk iklan. Dengan mengambil ilmu dari orang gila tadi, kita mampu merasakan iklannya dan berusaha untuk menyentuhnya. Lepas dari iklan tersebut mempunyai stopping power yang cukup kuat seperti orang gila tadi, pastilah akan lebih indah jika hati kita dipertanyakan “ how do you feel? “ kemudian setelah merasakannya seketika itu pula hati kita dipertanyakan kembali “ you wanna touch it? “. Setelah kita bisa “ touch the ad “ pastilah kita akan diajak untuk “ touch the product “ atau urutan sebaliknya.

Dari pelajaran berharga itulah, saya selalu menghargai setiap orang gila yang saya temui. Orang gila yang selalu dijauhi orang ketika ia lewat, yang menjadi bahan tertawaan ataupun hal jijik lainnya. Dari sesuatu yang mungkin dianggap orang kebanyakan adalah hal yang aneh atau tak pantas untuk dilihat (seperti kebanyakan masyarakat kita yang terganggu oleh iklan ). Karenanya-lah saya ingin kita bersama-sama menyentuh mereka (konsumen), membuat iklan untuk menyentuh hatinya dan membuat mereka merasakannya (merasakan iklan dan produknya) , bukan hanya sekedar menangkap perhatiannya.

Selamat berkarya.

Terima Kasih Orang Gila

Tuesday, February 12, 2008

Guyonan#2

(disela-sela bikin iklan, kita guyon bentar yuk. Siapa tau dapet ide :P )

Lebih Tertarik Dengan Putri Anda
Anton sudah cukup lama berpacaran denga Santi. Pada suatu hari, Anton berniat mengunjungi rumah calon mertuanya. Sesampai dirumah, Anton berkata “ Om, saya berniat untuk menikahi Santi “. Seketika ayah Santi langsung memotong pembicaraan dan bertanya, “ Apakah kamu sudah bertemu dengan istri saya? “ Anton dengan gugup langsung menjawab, “ Sudah, tapi terima kasih, Om! Saya lebih tertarik dengan putri Anda “.

Tidur Dengan Ayah
Di sebuah Playgroup si kecil Vyna bercerita kepada ibu gurunya dengan suara yang cedal dan polos. “ Tadi malam Ayah tidul dengan caya, “ ucap si kecil Vyna pada gurunya. “ Bukan!, Yang benar, tadi malam Ayah tidur dengan saya!,” kata gurunya membenarkan ucapan Vyna. Tiba-tiba, “Lho!...ibu tidul dengan ayah juga?...sebelum caya atau sesudah caya tidul?, “ tanya Vyna balik pada gurunya seperti kebingungan.

Anak Buah Tanggap
Seorang Direktur bertanya-tanya ketika melihat salah satu karyawannya terbengong-bengong di meja ruangannya karena stress berat. Sang Direktur berkata, “ Tirulah aku. Selama dua minggu berturut-turut aku pulang lebih awal dari biasanya dan aku meminta istriku untuk memandikanku. Ini benar-benar membantu. Cobalah! “. 2 minggu kemudian si Direktur melihat karyawannya itu bekerja dengan riang dan lebih bersemangat. “ Kayaknya saran saya berhasil nih, bagaimana Don ? “ tanya si Direktur. “Bener, bos! “ jawab Doni, “ Sungguh luar biasa! Dan ngomong-ngomong, kamar mandi Bapak keren banget! “

Monday, February 11, 2008

Percaya(lah) Indonesia

Percaya nggak kalau Indonesia bisa menjadi negara terkaya?--- terbukti kita memiliki kekayaan alam yang berlimpah
Percaya nggak kalau Indonesia merupakan paru-paru dunia?--- terbukti kita memiliki hutan hujan tropis yang paling besar didunia
Percaya nggak kalau Indonesia memiliki orang-orang yang kreatif dan pintar?--- terbukti kita sering menjuarai olimpiade fisika ataupun matematika
Percaya nggak kalau Indonesia bisa membuat banyak karya besar?--- terbukti teknologi AirGuard dan AirAlbum yang ada diseluruh ponsel Nokia seluruh dunia dibuat oleh orang Indonesia (InTouch)

Percaya nggak kalau orang barat takut kalau rakyat Indonesia cerdas dan percaya diri?--- terbukti semakin banyak orang barat yang menduduki jabatan Top Management diberbagai perusahaan. Terbukti semakin banyak orang barat kerja di Indonesia
Percaya nggak kalau Indonesia berpeluang besar menang di Adfest sampe ke D&AD?--- terbukti Indonesia memiliki banyak penduduk, banyak budaya daerah dan banyak warna. Klo 5% aja penduduk Indonesia pada bikin iklan untuk Adfest atau D&AD dengan tetap menggunakan ciri khas Indonesia (Indonesiaism), peluang kita menang semakin besar :P
Percaya nggak kalau Indonesia salah satunya negara yang memiliki banyak budaya?--- Terbukti kita memiliki 27 provinsi, setiap provinsi memiliki budaya daerah yang beraneka ragam
Percaya nggak kalau rakyat Indonesia itu tangguh?--- Terbukti orang pengangguran di Indonesia tidak dibiayai oleh negara, sedangkan pengangguran di beberapa negara di luar dibiayai oleh negara.

Percaya nggak kalau rakyat Indonesia bergotong royong kita bisa menang 2 perang sekaligus?--- Terbukti kita bisa menang lawan Belanda dan Jepang selama bertahun-tahun perang

Percaya nggak kalau rakyat Indonesia banyak memenangkan kejuaraan tingkat dunia?--- Terbukti kita sering memenangkan piala Thomas dan Uber Cup
Percaya nggak kalau sudah saatnya Indonesia bangkit ke permukaan?--- Terbukti dengan semakin meningkatnya ketergantungan bangsa lain pada Indonesia. Dari semakin banyaknya warga asing yang mulai berlibur sampai dengan mencari pekerjaan di Indonesia
Percaya nggak kalau Indonesia itu punya kualitas yang tinggi?--- Beberapa teknologi Indonesia digunakan oleh produk bangsa lain. Pekerja Indonesia banyak memproduksi produk dari negara lain (sepatu nike, adidas, gitar fender, bola piala dunia,dll)

Sudah saatnya berhenti mengeluh (lagi), sudah saatnya bangkit, berdiri kemudian berlari. Sudah saatnya berhenti mencari-cari keburukan. Sudah saatnya menoleh kekanan dan kekiri. Sudah saatnya semakin percaya diri dan semakin mawas diri.

Percaya(lah) Indonesia. Sudah saatnya…

Keluhan

Dari sudut meja, CD (Creative Director)-nya mengeluh “ Gimana sih brief dari AE-nya nggak jelas gini maunya apa ! “

Dari sudut meja yang lain sang Art Director nggak mau kalah, “ CD-nya klo buat brief kok nggak jelas gini sih ! nggak inspiring “

Tak lama datang seorang perempuan cantik yang naik ke atas dari lantai dua “ Mbak, klien gue itu maunya kayak gini, bukan kayak gitu. Klo bisa dikerjain cepet ya, deadlinenya jam 3 sore nanti loh “

Dari gedung yang lain sang klien bertutur lantang, “ Gimana sih ni agency, gue nggak butuh iklan yang kreatif amat, tapi yang hard sell !. Yang penting produk gue meledak dipasaran “

Dari pusat gedung agency terdengar suara Big Boss yang begitu lantang, “ Gimana sih kerjanya anak-anak?! billing tahun ini bisa turun klo kayak gini terus. Nggak beres “

Ada yang mengeluh masalah pajak, ada yang ngeluh gara-gara komputer lemot, ada yang ngeluh karena lembur mulu, ada yang ngeluh karena dah lama kerja tapi gaji segitu-gitu aja, ada yang ngeluh ini, ada yang ngeluh itu…

Ada yang bilang klo anak kreatif sekarang nggak ada yang happy, ada yang bilang klo klien dah makin pelit ngeluarin budget iklan, ada yang ngeluh karena Indonesia nggak pernah dapet emas di Adfest atau sekelas D&AD

Daripada ngeluh terus mendingan senyum dulu trus kerja yang tulus
Daripada ngeluh terus mendingan cari solusi dengan kepala dingin
Daripada ngeluh terus mendingan mikirin bekal buat hari terakhir
Daripada ngeluh terus mendingan menulis untuk berbagi ilmu
Daripada ngeluh terus mendingan bilang “ no money, no cry “
Daripada ngeluh terus mendingan basuh muka dengan percikan air wudhu
Daripada ngeluh terus mendingan terus berkarya sampai keringat terakhir
Daripada ngeluh terus mendingan relaks sejenak, positive feeling

Dan Daripada mengeluh mendingan berhenti mengeluh
Dan (karena) semakin banyak keluhan, semakin banyak kekalahan

Berhenti mengeluh yuk :)

Friday, February 8, 2008

Tapal Kuda-Bintang Sheriff VS Bulan Bintang





Bukan maksud untuk mengadu domba atau lain hal, hanya bermaksud untuk sama2 mengkritisi maksud dari perbedaan antara baliho dan billboard marlboro ini. Perhatikan versi baliho yang dibawah (terdapat gambar tapal kuda-bintang sheriff seperti gambar bulan bintang pada masjid). Difoto Di pertigaan Janti Jogjakarta. Dan Gambar atas adalah billboard Marlboro di Jakarta

Merindukan Belaian

Sudah lama tidak menulis, dan sudah lama merindukan kritik dari teman-teman. Mendengar ocehan dan gurauan mereka. Malam ini Jakarta hujan, cukup deras. Sendiri dikamar sambil mendengarkan senandung lagu melow-nya Goo Goo Dolls dengan judul Before Its Too Late-nya sejenak. Tak ada snack ataupun suara keras televisi.

Semua kerjaan hampir selesai, walaupun deadline sudah diujung tanduk. Entah kenapa malam ini aku begitu ingin merefleksikan diri, seolah-olah membeku sejenak. Berpikir tentang hari ini dan tentang pertanyaan serta persiapan untuk hari esok. Walaupun ada orang bijak yang mengatakan “ bahwa kita hidup hanya untuk hari ini, kita hidup bukan untuk mati “. Sederhana, tapi begitu bermakna. Sama halnya dengan yang sedang aku pelajari bertahun-tahun, tentang hidup dan apa artinya sebuah keikhlasan.

Dalam hari yang berganti diawali mili detik, aku bertemu dengan seruan bijak dari barat, Simone Weil. Tulisannya begitu bermakna, dan aku yakin hampir menemukan jawaban atas pertanyaan yang begitu banyak membelenggu didalam otak. Dia bilang

“ Bukan urusan saya untuk memikirkan diri saya sendiri. Urusan saya adalah untuk memikirkan Tuhan. Dan, urusan-Nya lah untuk memikirkan saya “

Hanya beberapa penggalan saja tapi terasa begitu menyengat seperti lebah. Mungkin ada dari sebagian dari kalian yang tidak begitu setuju dengan tulisan itu, seperti salah satu dari kalian anda yang tidak setuju dengan Film The Secret yang fenomenal.

Dari kalimat itu kemudian aku mencari lagi. Berjalan setapak demi setapak, perlahan membuka pintu kemudian pagar. Menyapa seorang satpam yang menjaga dengan gigih, dan melewati genangan becek dipinggir jalan. Pagi ini aku duduk di Bajaj Tua menuju pusat kota, melihat kerumunan dan mendengar dentuman asap knalpot dari berbagai arah.

Lebih dari 6 jam digunakan untuk memasang wajah didepan komputer, sisanya hanya untuk mengisi perut, menghadap kiblat dan bersandar di kasur hijau muda. Dari keseluruhan itu, hari ini aku berpikir dan mengasah perbaikan demi perbaikan. Menggabungkan pengalaman menjadi guru yang abadi seperti layer di Photoshop.

Dari telinga kanan mengatakan, “ Ayo, bangkitlah dan berikan senyuman terlebarmu pada semua orang “, tapi telinga kiri tak kalah hebat memberikan bisikannya, “ Sudahlah, kamu memang ditakdirkan begini, jadi mau gimana lagi “.

Tapi sayang, aku memenangkan telinga kanan yang berbisik kali ini. Yang aku tanamkan ke hati terdalam yang disebut nurani. Aku yakin bahwa takdir adalah ujungnya usaha. Begitu juga dengan Allah yang pernah berkata “ Aku tidak akan merubah nasib suatu kaum jika ia tidak berusaha merubahnya sendiri “.
Malam ini, aku begitu merindukan belaian. Bukan dari seorang hawa, melainkan dari Tuhan yang selalu ada, yang selalu mendengar, yang selalu menilai dan memberikan pahala atau justru melimpahkan tanda dosa.

Belaian-Nya sampai menyentuh kalbu yang seketika itu mampu memulihkan perihnya hunusan pedang, yang seketika itu mampu menyejukkan penjuru ruangan dari timur hingga barat. Dan seketika itu pula mampu melumpuhkan pandangan picik dari mata manusia angkuh.

Tuhan, jangan kau lepaskan belaian itu. Seperti aku tidak ingin berhenti menulis lembaran blog ini.

Tuhan, belaian pertama tadi aku merasa engkau mengatakan sesuatu, “ Den, istirahatkanlah sejenak duniamu, jangan khawatir karena aku selalu bersamamu walau engkau tak bisa menyentuhku “ kalau tidak salah begitu kalimat awalnya

Aku tersenyum dan begitu tersentuh. Tak lama aku melebarkan senyuman kembali dengan tenang

Kemudian di belaian kedua engkau berkata lagi, “ Den, maafkanlah saudara dan saudarimu yang engkau kenal. Relakan mereka jika hendak pergi dan sambutlah mereka dengan riang jika mereka hendak datang menghampirimu. Ingatlah, bahwa dunia aku ciptakan untuk tempat bermainmu sejenak. Karena jika engkau telah lelah, engkau harus istirahat. Entah sejenak atau justru untuk waktu yang lama “

Aku kemudian terdiam dan air mata mulai menetes dipelupuk mata.

Di belaian ketiga Tuhan berkata lagi, “ Den, sesungguhnya aku menciptakanmu dalam keadaan yang baik, maka Aku ingin bertemu denganmu dalam keadaan baik pula. Jika engkau merasa kurang baik, perbaikilah sekarang karena waktu yang sudah lama aku ciptakan ini tak mampu diprediksikan. Pintu maafku aku terbuka begitu lebar jika niat dan ketulusan itu sudah engkau dapatkan “

Air mataku menetes semakin deras, dan sekarang terdengar suara isakkannya. Patah-patah.

Aku bergegas bertanya pada Tuhan, “ Kapan aku bisa menemukan niat dan ketulusan itu Tuhan? Karena setiap aliran darahku mengalir, bayangan hitam itu selalu merongrong menghampiriku seperti ingin meminta makanan basi yang berlebih “

Tuhan menjawab dengan memberikan belaiannya kembali, “ Semua itu akan engkau temukan ketika kalbumu sudah menyentuh nuranimu, seketika itu pula duniamu akan tunduk padamu. Seketika itu pula pintu surga akan terbuka lebar tanpa batas dan tercium aroma nirwananya “

Aku bahagia hari ini, karena bisa menangis kembali. Dan karena hal ini aku semakin mengerti kenapa Tuhan menghadiahkan sebuah air mata kepada umat manusia, dan seketika itu pula aku semakin sadar dari air mata dan tangisan itu, kemudian akan berbuah sebuah senyuman kebahagiaan. Senyuman yang keluar dari niat dan ketulusan

Dan karena hari ini pula, aku tidak rela Tuhan melepaskan belaian-Nya.

Tuesday, February 5, 2008

Sebuah Pengakuan

(disebuah tempat dugem tersohor di Jakarta)

“ Lu dah berapa lama sih kerja di agency? “ tanya seorang CD di Jakarta.
“ Baru 4 tahun jalan kok. kenapa? “ sang CW menjawab
“ Pantesan iklan lo nggak ada yang terkenal. Gue dah menang puluhan award,
lo pernah menang award nggak? “
si CD bertanya lagi dengan nada sinis sambil menghembuskan asap rokoknya
“ Belum pernah tuh “ si CW menjawab dengan nada pelan

“ Gimana lo mau laku di Jakarta? “ si CD sambil meneguk bir-nya perlahan
“ Alhamdulilah gue laku-laku aja tuh walaupun belum pernah menang award “
si CW tetap menjawab dengan nada rendah

“ Di agency klo mau dibilang sukses, lo harus di akui dulu “ sang CD
kemudian bersendawa

“ Diakui?? Memangnya kalau mau bikin iklan, wajib punya award? “ si CW
sedikit mengernyitkan dahinya

“ absolutely, yes!! orang agency tu yang di jual award bukan tampang “ si
CD terus meneguk bir-nya sampe habis

“ kalo gue nggak punya award, tapi gue tulus bin jujur buat iklan untuk
klien & konsumen, gimana? “ si CW mulai nggak mau kalah berargumen

“ Tulus? Jujur? (sambil ketawa) Yah, lo masih bisa hidup sih tapi paling
nggak berlangsung lama karena agency ataupun klien nggak mau pake lo lagi,
lo nggak asik diajak “bohong” sih “ si CD mulai mabok nggak karuan

“ Mungkin gue lebih tertarik dapet penghargaan dari klien n konsumen gara2
iklan gue kreatif n tulus, daripada menang puluhan award yang cuma diakui
sama orang-orang agency “ sang CW mulai tersenyum menang

“ ke laut aja deh lo kalo nggak pengen award “ si CD beranjak dari
kursinya sambil mendorong pundak si CW

Cuma Klien

Yang bisa nelpon malem-malem karena complain spanduk belum dipasang
Yang bisa bilang “ Logonya dibesarin lagi deh, biar lebih jelas “
Yang pengen ada 5 pesan dalam secuil flyer
Yang bisa bilang “ budgetnya bisa diturunin lagi nggak? Kalo perlu desainnya
gratis deh “

Yang bayarin gaji karyawan agency
Yang mencaci maki anak kreatif karena iklannya out of the brief
Yang pengennya harga rendah, kualitas tinggi, pengerjaannya cepet
Yang bisa majuin deadline karena iklan kompetitor udah naik duluan

Yang ngadain pitching awal tahun
Yang pengen produknya ludes terjual
Yang bisa bilang “ lu pengen pake director yang mana? Pilih deh “
Yang bisa bilang “ produk gue tu nomor satu di Indonesia “
Yang jadi partner client service atau agency

Yang bebas nentuin budget iklan tiap tahun
Yang dari semua itu, klien harus tetep disayang
Karena klien seperti sahabat

NB : Yuk lebih dekat, biar semakin terpikat 

Cinta Pertama

Masih ingat nggak rasanya cinta pertama?
Gimana cara kita melihat, cara kita mendengar dan cara kita
Merabanya perlahan. Saat itu…

Disaat kamu bertanya ke kanan dan ke kiri
Dan semua orang justru melakukan hal yang sama

Apa yang kamu rasakan saat itu?
Sedih? Tertawa? tersenyum abadi? Atau justru penuh luka?
Karena ia tidak berbalas

Masih ingat rasanya cinta pertama?
Dimana setiap awal kalimat bertuliskan “ Aku Sayang Kamu “
Dimana rindu selalu memeluk kalbu, walau tlah bertemu disepanjang waktu

Masih ingat rasanya cinta pertama?
Saat sebuah pandangan, saat hembusan suara, atau
Karena sepucuk surat cinta yang beramplopkan kertas putih
Membekas seperti virus

Masih ingat rasanya cinta pertama?
Dimana jarak antara kejujuran dan dusta tak bertepi
Dimana ketulusan sulit berbagi dengan bahasa cinta yang diagungkan

Masih ingat rasanya cinta pertama?
Dimana mawar ungu mengering dalam ranum
Dimana tak ada lagi sedih yang bersenandung
Dimana terucap ikrar sehidup semati

Masih ingat rasanya cinta pertama?
Dimana asa berkumpul membentuk do’a
Dimana keangkuhan berubah menjadi senyuman
Dimana alunan piano klasik berdenting hingga menggugah rima-nya
Yang terus mengulang tanpa lelah

Seperti itu pula aku jatuh cinta.
Jatuh cinta pada rasa yang pertama, bukan
Karena pandangan atau karena suara yang telah lama didendangkan

Jatuh cinta pada lima huruf yang tak bisa dipisahkan
Jatuh cinta pada yang kata banyak orang justru menyimpan dusta
Jatuh cinta pada yang selalu ingin diperhatikan
Yang tak jarang dihargai dengan pesta malam oleh para pembuatnya

Jatuh cinta pada yang kadang membuat kita lupa
Jatuh cinta pada sesuatu yang diperebutkan untuk jumlah materi

Jatuh cinta yang karenanya aku semakin lama semakin mengerti
Bahwa hidup bukan untuk mati

Jatuh cinta yang karenanya dunia tidak lagi berbidang
Melainkan begitu luas dan bebas seperti taman bermain

Semua dan saat ini..
Aku berpikir dan terpikir berulang
Kenapa ia selalu menempel di otak?
Seperti permen karet yang melekat

Tak peduli dimana kaki berpijak
Tak peduli kemana suara lantang di teriakkan
Dia seperti peluru AK-47 yang berjuntai cepat
Merentet dan berharap bekas lekas terbuat

Tampak bodoh memang, tapi itulah cinta pertama
Yang semua orang pasti memilikinya dan tak kan mau melupakannya

Cinta Pertama,

Iklan

Mereka Suka

Mereka suka hanya karena gue suka bikin iklan
Mereka suka hanya karena gue ngajar iklan
Mereka suka hanya karena wajah gue
Mereka suka hanya karena suara gue
Mereka suka hanya karena mobil gue
Mereka suka hanya karena gue sering jalan-jalan

Mereka suka hanya karena orang lain bilang gue baik
Mereka suka hanya karena gue dibilang punya duit
Mereka suka hanya karena gue dibilang kenal sama orang terkenal
Mereka suka hanya karena gue dibilang lucu
Mereka suka hanya karena gue orang Jawa
Mereka suka hanya karena gue dibilang rajin ibadah

Mereka suka hanya karena gue dibilang dewasa
Mereka suka hanya karena barang berharga yang gue punya
Mereka suka hanya karena gue dibilang sukses
Mereka suka hanya karena gue dibilang sabar
Mereka suka hanya karena gue suka pinjemin duit
Mereka suka hanya karena gue dibilang banyak kerjaan

Yang sebenarnya, mereka hanya suka dengan diri mereka sendiri
Yang sebenarnya, mereka nggak suka dengan kekurangan gue
Yang sebenarnya, gue hanya suka sama orang yang mencintai kekurangan gue

Friday, January 11, 2008

Guyonan#1

1. Jangan mau kawin sama karyawan telkom Flexi : "tiap 3 menit putus"
Apalagi ama Dr. Gigi: "baru goyang udah dicabut", mendingan ama guru :
"kurang jelas, diulang sampe puaasss..." hehehe

2. Seorang pemerkosa tergirang-girang karena hanya divonis 1 tahun penjara.
Tapi tiba-tiba ia pingsan karena alat bukti kejahatannya disita negara
untuk dimusnahkan.

3. Mamaku pernah bilang, klo pacar dah pegang-pegang atas langsung aja
bilang DON'T, trus klo pacar dah pegang-pegang bawah langsung bilang
STOP. Berhubung sekarang pacar lagi pegang dua-duanya yang aku langsung
bilang DON'T STOP

4. Kemarin si dodi abis beli hape NOKLIA versi terbaru, dia langsung pamer
ketemennya. "Lu tau nggak, ni hape tahan banting lo". Temennya nyahut
"Ahh, bokis lu.mana ada hape tahan banting ". Si dodi langsung nggak mau
kalah sengit "Ia, kemarin ada temen gue mau banting ni hape, langsung
gue tahan.hehehe"

5. Seorang kakek melihat-lihat majalah porno. Pada halaman 1 dia bilang
" Ya Ampun!!" sambil menutup matanya dengan tangan, pada halaman ke 2
dia bilang " Ya Tuhan!!" dan tiba pada halaman terakhir ia berseru
" Ya..kok ABIS"