Monday, December 15, 2008

Suka, Sayang dan Cinta

Minggu kemarin hujan turun deres bgt, gw aja tertidur pulas didepan TV seperti biasanya. Pas bangun perut laper banget dan pengen banget nyantep Nasgor Sosis di warung biasanya, ditambah segelas ovaltine dingin.hmmm…

Tapi diluar itu, isi kepala tiba-tiba nyuruh gw utk nulis lagi. Kali ini judulnya rada kompleks menurut gw, dan nggak ada salahnya di omongin disini.

Sesuai dengan judul di atas, ya…Suka, sayang dan cinta.

Ketiga kata itu pastinya sering banget kita temui, semua orang bahkan pernah menyebutnya. Orang kebanyakan mengatakan itu sebuah jenjang atau tingkatan. Ada yang bilang itu ungkapan perasaan manusia terhadap sesuatu yang ia lihat, dengar dan rasakan.

Gw sih nggak bakal membahas secara definisi ketiga kata itu apa, tapi lebih pada seberapa besar pemahaman gw ttg ketiga kata itu. Tapi sebelumnya gw mau bilang bahwa ketiga kata itu (menurut gw) nggak sama. Which is, contohnya begini…
Ada seorang cowo yang bilang ke cewenya, “ Sayang, aku ini sayang banget sama kamu, tiap hari mikirin kamu “, trus selang beberapa hari lagi dia bilang “ Sayang, aku tuh cinta sama kamu, makanya aku rela berkorban demi kamu “ dan sebelumnya pun dia pernah bilang “ Dari awal aku ngeliat kamu, aku tuh udah suka sama kamu “.

Nah, itu yang sekarang ada di kepala gw..klo dilihat pelan-pelan rada lucu sih..ada ketidak konsistenan disana. Sebentar bilang cinta, sebentar bilang sayang trus dulu pernah bilang suka.

Gw cuma mau bagi pengalaman aja, sekarang gw udah jatuh cinta sama iklan. Nah loh...Gw nggak pernah sayang atau suka sama iklan, jadi klo ditanya orang, gw udah kadung jatuh cinta aja sama iklan. Mau gmn lagi donk?!

So, intinya (masih menurut gw), suka itu hanya sekedar melihat tapi tidak ingin merasakan dan memegangnya. Klo sayang itu melihat dan memegang, tapi klo udah sampe level cinta, bisa sampe merasakan bahkan hidup dan senantiasa mencurahkan segalanya utk yang dicintainya itu sampai berkorban mungkin. Berlebihan memang, tapi itulah adanya. I love the job but I don’t like this job.

Dan dengan kita bisa menempatkan segala sesuatunya dengan baik (entah itu suka, sayang atau cinta) kita bisa me-manage hati dengan baik, tidak terjebak dan tidak terlena didalamnya.

Kamu suka, sayang atau cinta?

The Sea Inside



Terlambat itu sebenarnya tidak mutlak hukumnya, yang ada hanya kita kurang tepat menanggapinya, karena waktu ini berlari tanpa peduli kita, dia, dan siapa disana.

Belajar dari itu semua, gw sangat takjub dengan kalimat yang gw dapet saat menonton film besutan Alejandro Amenabar ini.

Freedom without a life is not a freedom, but a life without freedom is not a life

Film ini sangat sarat akan makna hidup yang patut kita cermati, apalagi film ini based on true story yang menceritakan kehidupan Ramon Sampedro (Javier Bardem). Ia seorang mantan pelaut yang mengalami kelumpuhan dari leher ke bawah akibat kecelakaan di pantai. Meskipun dirawat dengan baik oleh keluarganya, ia menganggap hidup dalam keadaan lumpuh seperti itu tidak bermartabat.

Oleh karena itu, ia memperjuangkan haknya kepada pemerintah agar diijinkan untuk mengakhiri hidupnya. Untuk itu ia didampingi oleh seorang pengacara bernama Julia (Belen Rueda).

Dengan segala keterbatasannya dan dukungan dari orang-orang yang berada di sekitarnya, Ramon berhasil menyelesaikan sebuah buku berjudul “Mati Untuk Hidup: Surat Dari Neraka”.

Judul The Sea Inside sendiri diambil dari salah satu puisi karya Ramon Sampedro.
Dalam hal ini kata “Sea (laut)” bisa dikaitkan dengan “Kematian”. Laut dan Kematian adalah hal yang sering dibicarakan seolah dikenal tetapi seringkali hanya dikenal di permukaannya saja sedangkan apa yang ada di dalam atau dibalik permukaan lebih merupakan misteri.

Film ini menurut gw, bukan mengajarkan kita untuk bunuh diri tapi lebih pada konteks di mana kita bisa menghargai diri dan orang lain yang ada dalam hidup kita.
Menurut gw kita hidup bukan untuk mati, tapi kita hidup untuk mempersiapkan diri kita saat dijemput dengan kata mati.

Percaya atau nggak kebanyakan manusia hidup justru ingin selamanya hidup, memperpanjang hidup dengan cara apapun dan tak peduli lagi bahwa Tuhan itu ada atau tidak. Kita pun jadi sombong dan tak sadar bahwa regenerasi haruslah berjalan dan keabadian hanya milik Tuhan. Lebih anehnya jika saat ulang tahun kita selalu bilang, selamat ulang tahun semoga panjang umur (bukannya semakin bertambah, maka semakin dekat kita dengan kematian?)

Bukan karena film ini film lama atau telah memenangi 56 penghargaan dan 32 nominasi untuk berbagai kategori diseluruh dunia, tapi lebih karena kalian harus nonton film ini menurut gw.hehehe

Tuesday, December 9, 2008

Brief

Alkisah hari ini kita deklarasikan menjadi hari Jum’at, tidak tepat kliwon sih tapi cukup horor juga klo mau dihoror-hororin. Gue dan partner gue, Komenk janjian di pojok rokok andalan anak-anak lantai 4. Tema hari ini terdiri dari 5 huruf, BRIEF.

Bukan mau sok kebarat-baratan si, tapi emang udeh dari sononya tuh kata bercokol di benak anak-anak ahensi (baca dengan spelling belanda). Kata itu simple memang, tapi jadi tak simple jika tak buruan ditulis, dituangkan dan distrategikan seperti seharusnya. Ucuk-ucuk tiba-tiba sim-salabim pengen jadi ide seger yang katenye harus outstanding atau out of the box-lah (emang kita pernah tau isi kotaknya apa? Atau kita pernah tau bahwa persediaan di kotak itu udah kosong?)

Bukannya anak-anak iklan sendiri yang belum apa-apa udah membatasi diri dengan paradigma out of the box-nya? Kenapa nggak dibikin out-of the circle atau out of the triangle aja? Apa gara-gara sekali lagi dibatasi dengan istilah kotak Pandora?

Ok, kita lanjut.. kita berdua memang masih cukup muda dan masih mempunyai adrenalin yang besar untuk belajar supaya berkembang (bukan ngembang kayak karet kondom, menk.hehehe). Secara garis besar pembicaraan kita terkutip kayak gini :

Komenk : “ Gila lu den, masa produk tadi kita nggak dapet briefnya? Trus si AE itu
Kerjanya ngapain?”

Gue : “ Yah, gitu deh…lo tau sendiri klo disini nggak kenal brief, ada juga Surat
Order…hehee.Delivery kali tuh order :P”

Komenk : “ Klo nggak ada Creative Brief, jadinya subyektif banget kan, nggak tau
5W+1H-nya apa, nggak tau strateginya apa, biar ada Client Brief juga”

Gue : “ Nah itu dia menk hebatnya orang iklan, sometimes kudu jadi cenayang,
dan every times jadi kuli.hehehe”

Komenk : “ Gimana mau jadi CD klo brief aja kagak ada” (sambil mengepulkan
asap rokok Avolution yang udah abis 2 batang)

Gue : “ CD bajakan kali.hehehe”

Dari situ gue jadi berpikir, sebenarnya butuh nggak sih Brief itu? Wong tanpa brief pun iklan bisa terbuat. Entah itu hasil gontok-gontokan si CD atau hasil brainstorm antara gue dan komenk. Tapi kita memang belum punya ilmu intuisi yang udah dipunya klien atau konon praktisi iklan yang udah tersohor yang berani memperjuangkan idenya walau klien bilang “ Lo, berani ganti biaya produksi iklan ini klo ternyata nggak punya impact di pasar?” Nah lo…

Tanpa brief sebenarnya pekerja iklan mampu membuat iklan tapi seakan-akan dia harus semedi dulu di gua pertapaan entah apa namanya itu. Nyang penting begitu waktunya present dengan klien tuh ide udah ada aja. Darimana datengnya wong brief aja nggak ada? Nah itu hebatnya orang iklan, bisa buat yang nggak ada jadi ada. Ya diada-adain lah..

Well, klo begitu gimana iklan kita mau berkualitas? Gimana kita mau buat iklan yang impactfull? Yang AE-nya aja cuma sibuk serve klien all in. Yang taunya hanya beli kue klo present.hehehe.

Gue : “Mbak, briefnya mana?!!”

Si mbak : (cuma tengok kanan-kiri sambil bawa kue)

Malu

Bisa dikatakan, akhir-akhir ini marak hadirnya masalah yang melingkar seperti lingkaran setan. Saling memukul, saling menelanjangi diri, saling mencaci maki,
saling “memuji”, saling merampas hak milik orang lain, dan saling merasa benar.

Dari tayangan televisi hingga berita diradio yang selalu disiarkan baik langsung atau tidak, aku termenung. Menghela nafas dan berkata dalam hati, sepatah kata yang menghujam banyak makna. MALU

Apa arti kata MALU jika masih banyak orang yang masih sibuk dengan dunianya sendiri? Atau sibuk dengan dua, tiga atau sekelompok orang yang ia punya.
Apakah nanti kata MALU tidak akan ada lagi kita temukan dalam kamus atau literatur yang banyak dijual ditoko buku? Atau yang fasih kita ucapkan, Atau pelajaran yang kita emban semasa sekolah dulu?

Masih lekat diotak kecil ini, semasa jaman penjajahan kala itu…dimana kata MALU masih cukup di junjung tinggi. Masih mengingatkan kita sebagai manusia bahwa kata itu WAJIB hukumnya kita patuhi. Bukan MALU untuk mengakui bahwa kita bangsa yang besar tapi lebih karena MALU jika bangsa kita di jajah atau lebih tepatnya kita pelan-pelan menjajah bangsa kita sendiri.

Ada yang tua merampas “uang-uang” rakyat, yang muda meluapkan emosi penuh dengan kata-kata binatang, yang miskin meminta-minta dengan kebohongan dan yang kaya meronta-ronta seakan ia tak punya banyak simpanan dikantong tebalnya.

Tak banyak yang mau mengakuinya bahwa kata itu seakan kita tanggalkan pelan-pelan. Menjunjung tinggi kepercayaan diri yang tak bertepi. Yang menjadikan salah jadi benar dan benar tak mengandung makna yang baik, subyektif rupanya.

Ada yang tak malu mengatakan kata Anjing dengan lantang, belum lagi ketika kita sama-sama berada di jalanan, semua orang merasa benar. Tak lagi mengakui bahwa ia terbukti salah. Yang ada ia hanya ingin dihadirkan dan didengungkan dengan kata benar.

Lantas, kira-kira kita mau kemana ya klo kata MALU tak perlu kita ucapkan?
Aku pun jadi teringat dulu semasa kecil bermain dengan tumbuhan putri malu, tumbuhan yang apabila kita sentuh dia akan menutup dengan konsisten, tidak pernah berubah. Dia tidak MALU bahwa itu adalah sebuah kelemahan, justru ia tampak MALU dan menjadikannya sebuah keindahan.

Masih ingat kapan terakhir kita MALU?

Friday, December 5, 2008

Sombong

Akhir-akhir ini gw meluangkan waktu untuk lebih banyak melihat lagi..dari mulai nonton TV, nonton film di blitz, datengin tmpt2 baru, kepusat perbelanjaan, sampe ke warteg dkt rumah. Tak jauh dan tak bukan....
ada orang yang mampu, ada orang yang tampak tidak mampu.
ada yang glamour, ada juga yang tampak sederhana.

Bangunan-bangunan yang awalnya kusam, sekarang sudah segar dan kokoh..
cat-cat warna tua sudah tidak mendominasi lagi, hanya ada warna cerah
apalagi tampak bertuliskan "Yang Muda, Yang Membawa Perubahan" pada dinding perangai
gedungnya.

dari hari yang berlalu ini, terus berjalan waktu mili detik hingga jam-jaman yang
berdenting satu arah. Gumpalan daging sempurna yang awalnya di panggil bayi itupun
berubah menjadi manusia dewasa.

Perubahan yang menjadikannya sosok perubahan itu tak luput dari kesombongan.
entah knp, hati ini selalu menyuruh menulis ttg sombong.Mungkin kata itu tak menarik
dan banyak mengandung nuansa negatif, tapi itu yang mau gw tulis hari ini.

Secara definisi sih gw nggak paham2 amat.Ada yang bilang sombong kerap dekat dengan
sikap optimis, Sombong dekat dengan kekayaan, sombong dekat dengan gelar tinggi atau sombong dekat dan akrab dengan kecantikan/ketampanan.

tapi hati ini ingin tau ttg kesombongan itu.yah, itung2 buat belajar agar lebih bijak kedepannya.Klo menurut gw, sombong itu kepercayaan diri yang berlebihan, menghalalkan segala cara, dan tak paham dengan konsep batasan diri.sedangkan optimis,
sikap positif yang penuh percaya diri, rendah hati, ikhlas dan sabar dengan hasil serta paham dengan batasan dirinya.

Pada dasarnya manusia emang mahluk sempurna ciptaan Tuhan.Mungkin karena kita merasa
sempurna, jadi kita merasa lebih dari segalanya.Liat cewe yang jelek, ngerasa kita paling cantik, ngeliat cowo kurus serasa kita yang paling ideal.Liat orang cuma naik motor cuma kita yang ngerasa gagah pake mobil...tukang sampah lewat depan rumah, acuh tak acuh..giliran mobil jaguar lewat depan rumah, mata bisa nggak kedip

Sadar atau tidak kesombongan seperti mengalir dari dalam darah kita, tergantung kita
mengijinkan ia masuk atau tidak.Setiap hari kita diuji dengan kesombongan itu, mulai dari kita bangun setiap harinya, apa udah mengucap syukur?kita bisa makan dan minum dengan lezatnya, apa udah mengucap syukur?dapet rezeki lebih, apa udah dizakatkan?

bahkan ketika makan di mall pun kita bisa aja jadi sombong, jadi kaum kapitalis.
Setiap orang sebenarnya penting jadi optimis, tapi tidak untuk sombong.
Kesombongan ini yang akan naik pangkat menjadi tamak.Jadi lupa diri akan asal mula
dia lahir.Jangan dikira planet Matahari adalah planet terbesar di galaksi ini, masih ada Antares yang besarnya 1000 kali lipat dari matahari.

Dilain pihak, kita bisa jadi sombong jika banyak orang yang memperhatikan kita,karena merasa paling penting dan bisa sombong juga dengan kemiskinan kita, yang kita bertemu orang lain selalu mengatakan "gue ini miskin" secara terus menerus (masih inget film Ujang Pantry?)

Jadi kesombongan datangnya bisa dari mana aja, kapan aja.Seperti penyakit yang
butuh antibiotik.Jika kita masih punya kadar sombong, seberapa besar usaha kita
untuk menurunkannya dan kemudian hilang?

Masih ingin sombong kah kita?

Monday, December 1, 2008

Takdir dan Usaha

as we know...takdir itu dibayangkan oleh kebanyakan orang dengan hasil dari segalanya, sedangkan proses adalah
simbol dari usaha....tapi believe it, takdir itu dibuat Tuhan ada 2 macam,let say...right way and left way.

di Right Way, cenderung menunjukkan kebahagiaan dan harapan...dan hasilnya tampak baik
sedangkankan di Left Way, cenderung menunjukkan penderitaan, "kekalahan" dan pengorbanan.
tapi sadar nggak, klo semua itu hanya in our mind?its all about perseption..trully

seperti yang Allah bilang " Aku akan seperti yang umatku pikirkan"

Yah, mungkin sejenak kita termenung..masa sih?
di dunia ini tidak semuanya tampak pasti

seperti kemarin yang aku bilang, tampak bahagia belum tentu bahagia
dan tampak menderita belum tentu menderita

takdir itu satuan mutlak yang udah dipilih manusia. entah dia memilih yang kanan atau yang kiri tadi.
Hasilnya sebenarnya ttp sama tapi jalan menuju kesananya aja yang beda..
klo yang pilih kanan tampaknya bahagia klo yang kiri tampaknya menderita atau berkorban dl

trus apa hubungannya dengan usaha?
usaha itu jembatan dari takdir.dia tak berjarak bahkan mutlah hukumnya

W.Clement Stone pernah bilang
" Apa yang dipikirkan, diimpikan dan diperoleh manusia itu hasilnya selalu sama"

Contoh: kenapa aku dapet gaji sekian juta di kantor sekarang, kenapa aku bisa pegang Ipod Touch sekarang,dll
karena seblumnya aku pengen, trus aku impikan dengan menempel gambar barang2 itu di lemari kamarku
dan hasilnya aku dapat itu

semua tergantung pada usaha kita
usaha untuk memfokuskan pada yang diinginkan atau tidak menginginkan
misal : kita nggak pengen jatuh dari motor, karena kita takut luka
tapi karena kita selalu fokus akan hal itu dan ketakutannya, kita malah jatuh
percaya atau tidak, karena kita tidak sengaja udah "mengharapkannya"

begitupun sebaliknya..
jadi benar ada orang bilang jangan terlalu cinta dengan seseorang karna nanti akan jadi benci
dan jangan membenci seseorang karena nanti akan jadi cinta.

yang paling simple, kita jangan menghindari sesuatu tapi hadapi dengan positif.
banyak orang yang bilang gini, bagaimana klo aku benar2 nggak suka dengan hal itu?
apa harus dihadapi?mikirin aja males apalagi harus dihadapi?

ok gini...
pernah dengar teori magnet atau rudal nggak?
magnet akan mencari pasangannya yang akan menempel dengan dia tapi semua orang tau klo yang
melekat itu kutub utara dan selatan (lihat, mereka beda tapi bisa nempel)

kemudian rudal, akan mencari target dimana dia harus dituju, tapi kadang bisa dikelabui tentunya
dengan berbagai usaha.

nah klo gitu, jawabannya gampang.semakin dihindari maka akan didekatkan.entah mau atau tidak.
jadi make it smooth aja.santai.postive thinking.anggap aja kita udah berbahagia dengan orang itu

bukan berarti kebahagiaan semu lo..its light of hope for everything
orang bijak pernah bilang " Follow your bliss (ikuti kebahagiaanmu)"

Kebahagiaan itu adalah melakukan sesuatu yang kita cintai.

so, takdir dan usaha itu tipis banget nyaris tak berjarak..walau bgt, manusia nggak boleh terlena dengan takdir aja
(seperti orang yang pasrah dan selalu bilang "udahlah, semua ini udah takdir jadi nggak usah dilakuin deh, kita emang
udah ditakdirkan miskin") dan manusia tidak boleh sombong dengan usaha (seperti orang yang menghalalkan segala
cara agar mendapatkan sesuatu, dan merubah niat awal dari yang dia inginkan)

what do u thinking? percaya takdir atau usaha?