Sunday, September 9, 2007

Asbak 4 Bungkus



Saat aku makan nasi goreng diburjo tempat biasa, aku mendapati asbak kreatif ini.
Branding yang brilian yang ak kira ini pasti kreator sang empunya burjo (seharusnya
sang produsen rokok membayar mahal akan kreasinya).hehehe

Tapi ini cukup unik, sudah terlihat bahwa sudah berapa banyak rokok yang dihabiskannya.Seandainya ada orang yang merokok selain rokok yang dijadikan asbak
tadi, bisa dilihat bahwa di warung burjo tadi sudah banyak penggemar Djarum

Bisa jadi juga ada istilah,
" Merokok sebatang A Mild di Asbak 4 Bungkus Djarum "

hehehe..

Monday, September 3, 2007

Salesman Story

Saat saya melihat iklan ini (Bangkok Insurance) saat sungguh terenyuh
dan entah kenapa iklan ini begitu memiliki “ HATI “ menurut saya.
Walaupun menurut saya sekali lagi, kelebihan iklan ini adalah merupakan
kekurangan dari iklan ini pula.

Kenapa bisa begitu ?

So, coba saya bahas dengan singkat intisari iklan Bangkok Insurance
versi Salesman terlebih dahulu sebagai berikut :

Salesman Part One



- Iklan ini diawali dengan pesan sebagai salesman, yaitu
“ Close the deal at the first meeting “
- Kemudian adegan berlanjut dimana seorang salesman mendatangi sebuah
pertokoan yang dijaga oleh seorang Bapak dengan seorang anaknya
- Bapak tersebut sudah mengetahui terlebih dahulu bahwa salesman tersebut
ialah Salesman Asuransi (diilustrasikan Salesman tersebut berubah menjadi
seekor kecoa besar)
- Awalnya sang bapak tidak ingin mendengar penawaran yang akan diajukan
oleh sang Salesman tersebut, kemudian sang anak membujuk bapaknya
untuk memberi kesempatan mendengar penawaran Salesman tersebut.
- Lalu sang Salesman berkata “ Your children are still young, if you
die they will be damn rich ! “
- Mendengar hal itu sang bapak spontan marah, dan menyuruh salesman
tersebut berdiri, kemudian berbalik dan sang bapak menendang salesman
tersebut keluar tokonya diakhiri dengan pesan “ The life of an insurance
salesman is disgusting “

Salesman Part Two



- Iklan ini diawali dengan pesan “ If U Can’t Sell it, Find a new client “
- Kemudian adegan berlanjut dimana Salesman menawarkan jasanya kepada
seorang ibu-ibu tua yang berjualan dipinggir jalan, mendengar kata-kata
“ If you are killed in a car accident…” sang ibu spontan langsung menghajar
Salesman tadi hingga terlempar ke jalan
- Adegan berlanjut dimana Salesman tersebut (diilustrasikan sebagai kecoa
besar) berjalan tampak lesu di trotoar
- Tak lama kemudian, ia melintas didepan pertokoan pertama disaat ia
menawarkan asuransi. Ia melihat sang anak sedang memindahkan barang dari
dalam mobil
- Sang ayah sedang sakit kepala dan tidak bisa bekerja sehingga pekerjaannya
digantikan oleh sang anak
- Dengan spontan sang salesman membantu sang anak memindahkan barang
barang tersebut ke pertokoan
- Tiba-tiba anak tersebut berteriak bahwa sang ayah tiba-tiba datang.
Salesman tersebut terkejut melihat kehadiran sang bapak. Rupanya sudah
lama bapak itu melihat sang salesman membantu anaknya, ia pun berterima
kasih kepada Salesman tersebut. (Salesman diilustrasikan berubah menjadi
manusia kembali)
- Tiba-tiba salesman tersebut mengingatkan kembali akan tawaran asuransinya,
sang bapakpun langsung menghindar (Salesman diilustrasikan berubah
kembali menjadi kecoa)
- Salesman kesal karena ia gagal menawarkan asuransinya


Salesman Part Three



- Adegan bermula dimana sang salesman membantu anak sang bapak
di pertokoan tadi. (Salesman diilustrasikan menjadi kecoa)
- Sang salesman menanyakan kepada sang anak kemanakah sang ayah pergi
- Sang anak menjawab “ He went to pay the electricity bill “
- Tiba-tiba datang seorang ibu-ibu memberi kabar bahwa adik dari sang
anak tadi tertabrak mobil, spontan sang Salesman menghampiri anak yang
tertabrak tsb
- Ia berlari sambil menggendog sang anak menuju rumah sakit
- Adegan berlanjut dimana sang bapak tiba-tiba datang mencari anaknya
yang tertabrak tadi. Sang dokter menjelaskan bahwa sang anak baik-baik
saja
- Sang bapak mendatangi sang salesman yang sedang duduk didepan ruangan
dimana sang anak dirawat, ia pun berkata “ Thanks you for saving my
son’s life “
- Sang salesman meminta maaf jika ia tidak mampu membantu banyak
dan sambil mengeluarkan selembar uang ia berkata “ I don’t have much
but I want to help “
- Sang bapak berkata bahwa ia sudah mempunyai asuransi, dimana sang
salesman tersebut sebagai agennya (Salesman diilustrasikan berubah
menjadi manusia kembali)
- Sang bapak pun berkata “ From now on you have to take care of my family “
- Mendengar hal itu, sang Salesman teharu dan ia pun berterima kasih karena
sang bapak telah menggunakan asuransi yang ia tawarkan

See, kita udah sedikit tau tentang initisari dari ketiga iklan bersambung
di atas. Pertama, sesuai yang sudah saya bilang sebelumnya adalah kelebihan
dari iklan ini merupakan kelemahannya juga, karena iklan ini iklan
bersambung (Teaser Ad)

Jika audience hanya melihat salah satu versinya saja, maka iklan ini sudah
dianggap gagal karena antara iklan yang satu dengan yang lainnya mempunyai keterkaitan cerita dan pesan yang mendalam.

Lalu, dimanakah letak “ HATI “ dalam iklan ini ?

Jawabannya cukup singkat dimana hal tersebut diwakili oleh kalimat
“ I don’t have much but I want to help “

dimana dalam adegan tersebut sang Salesman memberikan uang kepada sang ayah
sebagai bentuk keprihatinannya atas musibah yang menimpa sang anak

Hal lainnya adalah ketika sang Salesman dengan gigih menggendong dan berlari
menuju rumah sakit membawa sang anak tadi

Iklan ini cukup simple, cerdas dan menghibur. Jika kita mengikuti ketiga
versinya kita akan paham akan maksud dari pesannya dan percayalah anda
akan diajak dari hanya melihat, berpikir-pikir kemudian bertindak.

Ini sebuah KETULUSAN bukan sebuah kebohongan

Sudahkah iklan-iklan kita memiliki “ HATI “ ?

Life As A House

Nggak rugi klo nonton film ini, judulnya Life As A House.
Boleh dibilang film ini cukup sederhana, berbudget murah
dan tidak menggunakan artis kelas kakap. Tapi ceritanya
begitu bermakna, mengharukan, dan bisa dijadikan motivasi
untuk kita dalam menjalani hidup.

Aku aja sampe terharu (bukan pengen melankolis lo!)

Setting film ini kebanyakan di sebuah rumah tua dipinggir
bukit yang dimana saat kita membuka jendela ataupun keluar
dari teras rumah kita mampu melihat indahnya lautan dengan
deruan ombak yang tak berhenti menerjang dan hangatnya matahari.

George, seorang laki-laki tua yang sehari-harinya bekerja
sebagai arsitek menderita kanker stadium akut yang hidupnya
hanya tigal 4 bulan lagi. Ia dipecat dari perusahaan tempat
ia bekerja lantaran dalam membuat sebuah disain rumah, ia
masih tetap menggunakan maket secara manual dan tidak menggunakan
software komputer untuk membuatnya

Ia bercerai hampir 2 tahun, dan ia memiliki seorang anak dari
pernikahan dengan mantan istrinya. Sam, anak laki-laki George
sangat nakal dan tidak mau diatur. Sam sempat mengkonsumsi narkoba
dan ia pernah sekali terlibat dalam transaksi jual beli ganja.
Kehidupan mantan istri George dengan suami barunya tidaklah bahagia,
walaupun ia sudah di karuniai 2 orang anak yang masih kecil.

Sebelum George meninggal, ia bertekad membangun rumah yang awalnya
rusak menjadi sempurna. Ia mulai pekerjaannya dengan merobohkan
terlebih dahulu rumah tersebut bersama Sam. Mulai membangun pondasi
satu persatu, dan mulai di menegakkannya bersama mantan istri sam
dan tetangga depan rumahnya.

George tak jarang mengkonsumsi morfin dosis tinggi guna
menghilangkan rasa sakitnya. Saat George mendirikan rumah
idamannya dengan tujuan ia mampu mengumpulkan keluarganya
kembali dan ia ingin kembali menjadi dirinya yang baru sebelum
ajal menjemputnya

Sampai akhirnya, mantan istri George kembali ke pangkuan George,
Sam berubah menjadi baik dan lebih dewasa, dan banyak orang yang
membantu proses terbangunnya rumah impian George.

“ Hidup ini seperti membangun sebuah rumah, menegakkan pondasi
yang rapuh dan menghiasnya dengan lampu terang berwarna-warni
yang menyala indah di waktu malam. “

“ Ombak yang selalu berderu di lautan mengingatkan bahwa cobaan
akan selalu datang dan pasti akan pergi dimana ada kenangan
yang ditinggalkannya “