Tuesday, February 12, 2008

Guyonan#2

(disela-sela bikin iklan, kita guyon bentar yuk. Siapa tau dapet ide :P )

Lebih Tertarik Dengan Putri Anda
Anton sudah cukup lama berpacaran denga Santi. Pada suatu hari, Anton berniat mengunjungi rumah calon mertuanya. Sesampai dirumah, Anton berkata “ Om, saya berniat untuk menikahi Santi “. Seketika ayah Santi langsung memotong pembicaraan dan bertanya, “ Apakah kamu sudah bertemu dengan istri saya? “ Anton dengan gugup langsung menjawab, “ Sudah, tapi terima kasih, Om! Saya lebih tertarik dengan putri Anda “.

Tidur Dengan Ayah
Di sebuah Playgroup si kecil Vyna bercerita kepada ibu gurunya dengan suara yang cedal dan polos. “ Tadi malam Ayah tidul dengan caya, “ ucap si kecil Vyna pada gurunya. “ Bukan!, Yang benar, tadi malam Ayah tidur dengan saya!,” kata gurunya membenarkan ucapan Vyna. Tiba-tiba, “Lho!...ibu tidul dengan ayah juga?...sebelum caya atau sesudah caya tidul?, “ tanya Vyna balik pada gurunya seperti kebingungan.

Anak Buah Tanggap
Seorang Direktur bertanya-tanya ketika melihat salah satu karyawannya terbengong-bengong di meja ruangannya karena stress berat. Sang Direktur berkata, “ Tirulah aku. Selama dua minggu berturut-turut aku pulang lebih awal dari biasanya dan aku meminta istriku untuk memandikanku. Ini benar-benar membantu. Cobalah! “. 2 minggu kemudian si Direktur melihat karyawannya itu bekerja dengan riang dan lebih bersemangat. “ Kayaknya saran saya berhasil nih, bagaimana Don ? “ tanya si Direktur. “Bener, bos! “ jawab Doni, “ Sungguh luar biasa! Dan ngomong-ngomong, kamar mandi Bapak keren banget! “

Monday, February 11, 2008

Percaya(lah) Indonesia

Percaya nggak kalau Indonesia bisa menjadi negara terkaya?--- terbukti kita memiliki kekayaan alam yang berlimpah
Percaya nggak kalau Indonesia merupakan paru-paru dunia?--- terbukti kita memiliki hutan hujan tropis yang paling besar didunia
Percaya nggak kalau Indonesia memiliki orang-orang yang kreatif dan pintar?--- terbukti kita sering menjuarai olimpiade fisika ataupun matematika
Percaya nggak kalau Indonesia bisa membuat banyak karya besar?--- terbukti teknologi AirGuard dan AirAlbum yang ada diseluruh ponsel Nokia seluruh dunia dibuat oleh orang Indonesia (InTouch)

Percaya nggak kalau orang barat takut kalau rakyat Indonesia cerdas dan percaya diri?--- terbukti semakin banyak orang barat yang menduduki jabatan Top Management diberbagai perusahaan. Terbukti semakin banyak orang barat kerja di Indonesia
Percaya nggak kalau Indonesia berpeluang besar menang di Adfest sampe ke D&AD?--- terbukti Indonesia memiliki banyak penduduk, banyak budaya daerah dan banyak warna. Klo 5% aja penduduk Indonesia pada bikin iklan untuk Adfest atau D&AD dengan tetap menggunakan ciri khas Indonesia (Indonesiaism), peluang kita menang semakin besar :P
Percaya nggak kalau Indonesia salah satunya negara yang memiliki banyak budaya?--- Terbukti kita memiliki 27 provinsi, setiap provinsi memiliki budaya daerah yang beraneka ragam
Percaya nggak kalau rakyat Indonesia itu tangguh?--- Terbukti orang pengangguran di Indonesia tidak dibiayai oleh negara, sedangkan pengangguran di beberapa negara di luar dibiayai oleh negara.

Percaya nggak kalau rakyat Indonesia bergotong royong kita bisa menang 2 perang sekaligus?--- Terbukti kita bisa menang lawan Belanda dan Jepang selama bertahun-tahun perang

Percaya nggak kalau rakyat Indonesia banyak memenangkan kejuaraan tingkat dunia?--- Terbukti kita sering memenangkan piala Thomas dan Uber Cup
Percaya nggak kalau sudah saatnya Indonesia bangkit ke permukaan?--- Terbukti dengan semakin meningkatnya ketergantungan bangsa lain pada Indonesia. Dari semakin banyaknya warga asing yang mulai berlibur sampai dengan mencari pekerjaan di Indonesia
Percaya nggak kalau Indonesia itu punya kualitas yang tinggi?--- Beberapa teknologi Indonesia digunakan oleh produk bangsa lain. Pekerja Indonesia banyak memproduksi produk dari negara lain (sepatu nike, adidas, gitar fender, bola piala dunia,dll)

Sudah saatnya berhenti mengeluh (lagi), sudah saatnya bangkit, berdiri kemudian berlari. Sudah saatnya berhenti mencari-cari keburukan. Sudah saatnya menoleh kekanan dan kekiri. Sudah saatnya semakin percaya diri dan semakin mawas diri.

Percaya(lah) Indonesia. Sudah saatnya…

Keluhan

Dari sudut meja, CD (Creative Director)-nya mengeluh “ Gimana sih brief dari AE-nya nggak jelas gini maunya apa ! “

Dari sudut meja yang lain sang Art Director nggak mau kalah, “ CD-nya klo buat brief kok nggak jelas gini sih ! nggak inspiring “

Tak lama datang seorang perempuan cantik yang naik ke atas dari lantai dua “ Mbak, klien gue itu maunya kayak gini, bukan kayak gitu. Klo bisa dikerjain cepet ya, deadlinenya jam 3 sore nanti loh “

Dari gedung yang lain sang klien bertutur lantang, “ Gimana sih ni agency, gue nggak butuh iklan yang kreatif amat, tapi yang hard sell !. Yang penting produk gue meledak dipasaran “

Dari pusat gedung agency terdengar suara Big Boss yang begitu lantang, “ Gimana sih kerjanya anak-anak?! billing tahun ini bisa turun klo kayak gini terus. Nggak beres “

Ada yang mengeluh masalah pajak, ada yang ngeluh gara-gara komputer lemot, ada yang ngeluh karena lembur mulu, ada yang ngeluh karena dah lama kerja tapi gaji segitu-gitu aja, ada yang ngeluh ini, ada yang ngeluh itu…

Ada yang bilang klo anak kreatif sekarang nggak ada yang happy, ada yang bilang klo klien dah makin pelit ngeluarin budget iklan, ada yang ngeluh karena Indonesia nggak pernah dapet emas di Adfest atau sekelas D&AD

Daripada ngeluh terus mendingan senyum dulu trus kerja yang tulus
Daripada ngeluh terus mendingan cari solusi dengan kepala dingin
Daripada ngeluh terus mendingan mikirin bekal buat hari terakhir
Daripada ngeluh terus mendingan menulis untuk berbagi ilmu
Daripada ngeluh terus mendingan bilang “ no money, no cry “
Daripada ngeluh terus mendingan basuh muka dengan percikan air wudhu
Daripada ngeluh terus mendingan terus berkarya sampai keringat terakhir
Daripada ngeluh terus mendingan relaks sejenak, positive feeling

Dan Daripada mengeluh mendingan berhenti mengeluh
Dan (karena) semakin banyak keluhan, semakin banyak kekalahan

Berhenti mengeluh yuk :)

Friday, February 8, 2008

Tapal Kuda-Bintang Sheriff VS Bulan Bintang





Bukan maksud untuk mengadu domba atau lain hal, hanya bermaksud untuk sama2 mengkritisi maksud dari perbedaan antara baliho dan billboard marlboro ini. Perhatikan versi baliho yang dibawah (terdapat gambar tapal kuda-bintang sheriff seperti gambar bulan bintang pada masjid). Difoto Di pertigaan Janti Jogjakarta. Dan Gambar atas adalah billboard Marlboro di Jakarta

Merindukan Belaian

Sudah lama tidak menulis, dan sudah lama merindukan kritik dari teman-teman. Mendengar ocehan dan gurauan mereka. Malam ini Jakarta hujan, cukup deras. Sendiri dikamar sambil mendengarkan senandung lagu melow-nya Goo Goo Dolls dengan judul Before Its Too Late-nya sejenak. Tak ada snack ataupun suara keras televisi.

Semua kerjaan hampir selesai, walaupun deadline sudah diujung tanduk. Entah kenapa malam ini aku begitu ingin merefleksikan diri, seolah-olah membeku sejenak. Berpikir tentang hari ini dan tentang pertanyaan serta persiapan untuk hari esok. Walaupun ada orang bijak yang mengatakan “ bahwa kita hidup hanya untuk hari ini, kita hidup bukan untuk mati “. Sederhana, tapi begitu bermakna. Sama halnya dengan yang sedang aku pelajari bertahun-tahun, tentang hidup dan apa artinya sebuah keikhlasan.

Dalam hari yang berganti diawali mili detik, aku bertemu dengan seruan bijak dari barat, Simone Weil. Tulisannya begitu bermakna, dan aku yakin hampir menemukan jawaban atas pertanyaan yang begitu banyak membelenggu didalam otak. Dia bilang

“ Bukan urusan saya untuk memikirkan diri saya sendiri. Urusan saya adalah untuk memikirkan Tuhan. Dan, urusan-Nya lah untuk memikirkan saya “

Hanya beberapa penggalan saja tapi terasa begitu menyengat seperti lebah. Mungkin ada dari sebagian dari kalian yang tidak begitu setuju dengan tulisan itu, seperti salah satu dari kalian anda yang tidak setuju dengan Film The Secret yang fenomenal.

Dari kalimat itu kemudian aku mencari lagi. Berjalan setapak demi setapak, perlahan membuka pintu kemudian pagar. Menyapa seorang satpam yang menjaga dengan gigih, dan melewati genangan becek dipinggir jalan. Pagi ini aku duduk di Bajaj Tua menuju pusat kota, melihat kerumunan dan mendengar dentuman asap knalpot dari berbagai arah.

Lebih dari 6 jam digunakan untuk memasang wajah didepan komputer, sisanya hanya untuk mengisi perut, menghadap kiblat dan bersandar di kasur hijau muda. Dari keseluruhan itu, hari ini aku berpikir dan mengasah perbaikan demi perbaikan. Menggabungkan pengalaman menjadi guru yang abadi seperti layer di Photoshop.

Dari telinga kanan mengatakan, “ Ayo, bangkitlah dan berikan senyuman terlebarmu pada semua orang “, tapi telinga kiri tak kalah hebat memberikan bisikannya, “ Sudahlah, kamu memang ditakdirkan begini, jadi mau gimana lagi “.

Tapi sayang, aku memenangkan telinga kanan yang berbisik kali ini. Yang aku tanamkan ke hati terdalam yang disebut nurani. Aku yakin bahwa takdir adalah ujungnya usaha. Begitu juga dengan Allah yang pernah berkata “ Aku tidak akan merubah nasib suatu kaum jika ia tidak berusaha merubahnya sendiri “.
Malam ini, aku begitu merindukan belaian. Bukan dari seorang hawa, melainkan dari Tuhan yang selalu ada, yang selalu mendengar, yang selalu menilai dan memberikan pahala atau justru melimpahkan tanda dosa.

Belaian-Nya sampai menyentuh kalbu yang seketika itu mampu memulihkan perihnya hunusan pedang, yang seketika itu mampu menyejukkan penjuru ruangan dari timur hingga barat. Dan seketika itu pula mampu melumpuhkan pandangan picik dari mata manusia angkuh.

Tuhan, jangan kau lepaskan belaian itu. Seperti aku tidak ingin berhenti menulis lembaran blog ini.

Tuhan, belaian pertama tadi aku merasa engkau mengatakan sesuatu, “ Den, istirahatkanlah sejenak duniamu, jangan khawatir karena aku selalu bersamamu walau engkau tak bisa menyentuhku “ kalau tidak salah begitu kalimat awalnya

Aku tersenyum dan begitu tersentuh. Tak lama aku melebarkan senyuman kembali dengan tenang

Kemudian di belaian kedua engkau berkata lagi, “ Den, maafkanlah saudara dan saudarimu yang engkau kenal. Relakan mereka jika hendak pergi dan sambutlah mereka dengan riang jika mereka hendak datang menghampirimu. Ingatlah, bahwa dunia aku ciptakan untuk tempat bermainmu sejenak. Karena jika engkau telah lelah, engkau harus istirahat. Entah sejenak atau justru untuk waktu yang lama “

Aku kemudian terdiam dan air mata mulai menetes dipelupuk mata.

Di belaian ketiga Tuhan berkata lagi, “ Den, sesungguhnya aku menciptakanmu dalam keadaan yang baik, maka Aku ingin bertemu denganmu dalam keadaan baik pula. Jika engkau merasa kurang baik, perbaikilah sekarang karena waktu yang sudah lama aku ciptakan ini tak mampu diprediksikan. Pintu maafku aku terbuka begitu lebar jika niat dan ketulusan itu sudah engkau dapatkan “

Air mataku menetes semakin deras, dan sekarang terdengar suara isakkannya. Patah-patah.

Aku bergegas bertanya pada Tuhan, “ Kapan aku bisa menemukan niat dan ketulusan itu Tuhan? Karena setiap aliran darahku mengalir, bayangan hitam itu selalu merongrong menghampiriku seperti ingin meminta makanan basi yang berlebih “

Tuhan menjawab dengan memberikan belaiannya kembali, “ Semua itu akan engkau temukan ketika kalbumu sudah menyentuh nuranimu, seketika itu pula duniamu akan tunduk padamu. Seketika itu pula pintu surga akan terbuka lebar tanpa batas dan tercium aroma nirwananya “

Aku bahagia hari ini, karena bisa menangis kembali. Dan karena hal ini aku semakin mengerti kenapa Tuhan menghadiahkan sebuah air mata kepada umat manusia, dan seketika itu pula aku semakin sadar dari air mata dan tangisan itu, kemudian akan berbuah sebuah senyuman kebahagiaan. Senyuman yang keluar dari niat dan ketulusan

Dan karena hari ini pula, aku tidak rela Tuhan melepaskan belaian-Nya.

Tuesday, February 5, 2008

Sebuah Pengakuan

(disebuah tempat dugem tersohor di Jakarta)

“ Lu dah berapa lama sih kerja di agency? “ tanya seorang CD di Jakarta.
“ Baru 4 tahun jalan kok. kenapa? “ sang CW menjawab
“ Pantesan iklan lo nggak ada yang terkenal. Gue dah menang puluhan award,
lo pernah menang award nggak? “
si CD bertanya lagi dengan nada sinis sambil menghembuskan asap rokoknya
“ Belum pernah tuh “ si CW menjawab dengan nada pelan

“ Gimana lo mau laku di Jakarta? “ si CD sambil meneguk bir-nya perlahan
“ Alhamdulilah gue laku-laku aja tuh walaupun belum pernah menang award “
si CW tetap menjawab dengan nada rendah

“ Di agency klo mau dibilang sukses, lo harus di akui dulu “ sang CD
kemudian bersendawa

“ Diakui?? Memangnya kalau mau bikin iklan, wajib punya award? “ si CW
sedikit mengernyitkan dahinya

“ absolutely, yes!! orang agency tu yang di jual award bukan tampang “ si
CD terus meneguk bir-nya sampe habis

“ kalo gue nggak punya award, tapi gue tulus bin jujur buat iklan untuk
klien & konsumen, gimana? “ si CW mulai nggak mau kalah berargumen

“ Tulus? Jujur? (sambil ketawa) Yah, lo masih bisa hidup sih tapi paling
nggak berlangsung lama karena agency ataupun klien nggak mau pake lo lagi,
lo nggak asik diajak “bohong” sih “ si CD mulai mabok nggak karuan

“ Mungkin gue lebih tertarik dapet penghargaan dari klien n konsumen gara2
iklan gue kreatif n tulus, daripada menang puluhan award yang cuma diakui
sama orang-orang agency “ sang CW mulai tersenyum menang

“ ke laut aja deh lo kalo nggak pengen award “ si CD beranjak dari
kursinya sambil mendorong pundak si CW

Cuma Klien

Yang bisa nelpon malem-malem karena complain spanduk belum dipasang
Yang bisa bilang “ Logonya dibesarin lagi deh, biar lebih jelas “
Yang pengen ada 5 pesan dalam secuil flyer
Yang bisa bilang “ budgetnya bisa diturunin lagi nggak? Kalo perlu desainnya
gratis deh “

Yang bayarin gaji karyawan agency
Yang mencaci maki anak kreatif karena iklannya out of the brief
Yang pengennya harga rendah, kualitas tinggi, pengerjaannya cepet
Yang bisa majuin deadline karena iklan kompetitor udah naik duluan

Yang ngadain pitching awal tahun
Yang pengen produknya ludes terjual
Yang bisa bilang “ lu pengen pake director yang mana? Pilih deh “
Yang bisa bilang “ produk gue tu nomor satu di Indonesia “
Yang jadi partner client service atau agency

Yang bebas nentuin budget iklan tiap tahun
Yang dari semua itu, klien harus tetep disayang
Karena klien seperti sahabat

NB : Yuk lebih dekat, biar semakin terpikat 

Cinta Pertama

Masih ingat nggak rasanya cinta pertama?
Gimana cara kita melihat, cara kita mendengar dan cara kita
Merabanya perlahan. Saat itu…

Disaat kamu bertanya ke kanan dan ke kiri
Dan semua orang justru melakukan hal yang sama

Apa yang kamu rasakan saat itu?
Sedih? Tertawa? tersenyum abadi? Atau justru penuh luka?
Karena ia tidak berbalas

Masih ingat rasanya cinta pertama?
Dimana setiap awal kalimat bertuliskan “ Aku Sayang Kamu “
Dimana rindu selalu memeluk kalbu, walau tlah bertemu disepanjang waktu

Masih ingat rasanya cinta pertama?
Saat sebuah pandangan, saat hembusan suara, atau
Karena sepucuk surat cinta yang beramplopkan kertas putih
Membekas seperti virus

Masih ingat rasanya cinta pertama?
Dimana jarak antara kejujuran dan dusta tak bertepi
Dimana ketulusan sulit berbagi dengan bahasa cinta yang diagungkan

Masih ingat rasanya cinta pertama?
Dimana mawar ungu mengering dalam ranum
Dimana tak ada lagi sedih yang bersenandung
Dimana terucap ikrar sehidup semati

Masih ingat rasanya cinta pertama?
Dimana asa berkumpul membentuk do’a
Dimana keangkuhan berubah menjadi senyuman
Dimana alunan piano klasik berdenting hingga menggugah rima-nya
Yang terus mengulang tanpa lelah

Seperti itu pula aku jatuh cinta.
Jatuh cinta pada rasa yang pertama, bukan
Karena pandangan atau karena suara yang telah lama didendangkan

Jatuh cinta pada lima huruf yang tak bisa dipisahkan
Jatuh cinta pada yang kata banyak orang justru menyimpan dusta
Jatuh cinta pada yang selalu ingin diperhatikan
Yang tak jarang dihargai dengan pesta malam oleh para pembuatnya

Jatuh cinta pada yang kadang membuat kita lupa
Jatuh cinta pada sesuatu yang diperebutkan untuk jumlah materi

Jatuh cinta yang karenanya aku semakin lama semakin mengerti
Bahwa hidup bukan untuk mati

Jatuh cinta yang karenanya dunia tidak lagi berbidang
Melainkan begitu luas dan bebas seperti taman bermain

Semua dan saat ini..
Aku berpikir dan terpikir berulang
Kenapa ia selalu menempel di otak?
Seperti permen karet yang melekat

Tak peduli dimana kaki berpijak
Tak peduli kemana suara lantang di teriakkan
Dia seperti peluru AK-47 yang berjuntai cepat
Merentet dan berharap bekas lekas terbuat

Tampak bodoh memang, tapi itulah cinta pertama
Yang semua orang pasti memilikinya dan tak kan mau melupakannya

Cinta Pertama,

Iklan

Mereka Suka

Mereka suka hanya karena gue suka bikin iklan
Mereka suka hanya karena gue ngajar iklan
Mereka suka hanya karena wajah gue
Mereka suka hanya karena suara gue
Mereka suka hanya karena mobil gue
Mereka suka hanya karena gue sering jalan-jalan

Mereka suka hanya karena orang lain bilang gue baik
Mereka suka hanya karena gue dibilang punya duit
Mereka suka hanya karena gue dibilang kenal sama orang terkenal
Mereka suka hanya karena gue dibilang lucu
Mereka suka hanya karena gue orang Jawa
Mereka suka hanya karena gue dibilang rajin ibadah

Mereka suka hanya karena gue dibilang dewasa
Mereka suka hanya karena barang berharga yang gue punya
Mereka suka hanya karena gue dibilang sukses
Mereka suka hanya karena gue dibilang sabar
Mereka suka hanya karena gue suka pinjemin duit
Mereka suka hanya karena gue dibilang banyak kerjaan

Yang sebenarnya, mereka hanya suka dengan diri mereka sendiri
Yang sebenarnya, mereka nggak suka dengan kekurangan gue
Yang sebenarnya, gue hanya suka sama orang yang mencintai kekurangan gue