Sunday, July 15, 2007

Sekolah ? 90% Omong Kosong

Sejak awal ak memang merasakan kejenuhan, ya…kejenuhan dalam masalah akademis. Maaf, bukan bermaksud ngegampangin nih tapi kenyataannya emang gitu. Ok..ini true story..ak hidup di lingkungan keluarga yang bisa dibilang lumayan (thanks GOD buat anugrah dan kesempatan ini). Jujur…bapak hanya lulusan STM tapi beliau bisa kerja dengan jabatan yang tinggi (I’m proud of you Dad), ibu cuma lulusan SMA..sedangkan ak hanya lulusan diploma. Tiap hari nggak jarang ak ketemu banyak orang, tua-muda, kaya-miskin, dan smuanya beda-beda.

Dan ak bersyukur berada di keluarga yang fair, jadi klo nggak mau ngelanjutin sekolah, it’s oke…mau langsung kerja juga boleh. Asal bisa bertanggung jawab dengan hidupnya sendiri. Bagiku itu bukan sebuah kebebasan total belaka, itu justru sebuah peringatan. Yup, peringatan untuk diriku sendiri yang lebih suka berada dengan dunia luar…Terus terang, ak hanya menyelesaikan TA ku dalam waktu kurang lebih semalam (bukan bermaksud sombong lo :p ) tapi ini memang terjadi. Berarti, apa yang ak pelajari selama 3 tahun hanya disimpulkan dalam waktu semalam.ckckckck…gile, kasih dah si babe dulu dah ngebiayain kuliah tapi hasilnya cuma abis dalam semalam. Ak selalu bilang, klo selama ini apa yang ak pelajari di sekolah dan kuliah cuma OMONG KOSONG. Tegas ni ceritanya…(yang nggak setuju dengan pendapatku ini silahkan angkat tangan dan kaki deh)

Well, kita lihat omong kosong yang ak terima selama sekolah atau kuliah :

1.Dulu banget, waktu TK ak suka banget pelajaran menggambar, entah itu buat ngejailin atau emang dipake buat tugas yang di kasih guru. Tapi, entah kenapa ak juga sering dapet nilai jelek untuk pelajaran menggambar. Lantaran gambar yang ak buat nggak sesuai dengan contoh di guru. Si guru bilang klo ada dua gunung, trus ditengah-tengahnya ada matahari, ada jalan raya, rumah kecil, pohon trus ditambah sawahnya. Tau nggak ak suka gambar apa ? yang ak gambar tu cewe-cowo yang lagi gandengan. Guru bilang gambarku salah, tapi sekarang ak sadar klo itu pembodohan awal. Imajinasi nggak boleh dibatasi. Padahal yang namanya sekolah itu kan memperluas pengetahuan. Ada yang mengalami hal yang sama ?

2.Beranjak SD kita sering banget di tanya guru tentang cita-cita, nggak sedikit guru yang bilang klo cita-cita kita harus menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa, padahal klo kita lihat emang ada profesi berguna bagi nusa dan bangsa ?

3.Kita juga sering disuruh menghafal daripada memahami, jadinya kita kayak robot yang cuma hafal tapi nggak ada aksinya. Masih inget pancasila ? Pernah nggak terpikir untuk kita mengaplikasikannya. Ak aja nggak inget banget Logo Pancasila itu kayak apa. Ribet nggak sih (Gambar deh klo bisa)

4.Tumbuh dikit, kita sering banget disodorin dengan yang namanya Les Pelajaran atau LKS. Klo dilihat fungsinya samar-samar deh, malah bisa dikatakan sampingannya guru atau yang lebih parahnya lagi klo mau nilai bagus kita harus ikut les dengan guru yang bersangkutan

5.Beranjak SMA kita udah dibayang-bayangin dengan seabrek pelajaran dengan waktu belajar yang padet banget (pelarian anak SMA untuk refreshing karena mumet, ya klo nggak pacaran, ngeband, mulai bolos sampe jadi preman sekolah). Trus ujung-ujungnya banyak orang yang berlomba-lomba pengen masuk IPA (biar dibilang pinter trus dijamin sukses hidupnya). Memangnya bangsa ini mau penuh dengan ilmuwan. Mau buat bom ? Bahkan disekolahku, kelas IPAnya sampe 4, trus kelas IPS-nya cuma 1. Bangga? Trus kemana lulusan-lulusan itu?

6.Waktu kuliah, kita disuguhi dengan berbagai mata kuliah yang isinya sama sekali nggak nyambung, misalnya semester 1 kita belajar tentang Kupu-kupu, semester 2 belajar tentang Ulat trus semester 3 belajar tentang kepompong. Nyambung nggak ? harusnya kan ulat-kepompong-kupu2…tapi parahnya, itulah kenyataan pendidikan kita. Belum lagi ditambah dosen yang agak sok tau, belum pernah jadi praktisi udah bisa bilang ini itu tentang mata kuliah yang diajarkan. Tapi mahasiswa cuma bisa ngangguk-ngangguk dan nggak belajar geleng-geleng karena itu salah (geleng-gelengnya mungkin cuma ditempat dugem kali yee.hehehe…)

7.Finally, waktu kita lulus n mulai cari kerja..semua kebingungan akhirnya mencuat kepermukaan. Lulus Teknik Sipil tapi kerja di Advertising Agency, lulus Kedokteran Gigi kerjanya di Penyiar Radio, lulus di Hukum kerjanya jadi reporter. Hehehe..lucu yah? Tapi inilah dunia kerja. Nyata rasanya…

Intinya kita nggak boleh under estimate masalah pendidikan, jangan dikira yang cuma lulusan SD bisanya cuma jadi gembel atau yang lulusan professor bisa sukses. Itu nggak berlaku didunia kerja. Yang ada hanya Keberanian, Usaha, Berani Gagal, Sosial. Gelar ? Hmmm, bisa berlaku tapi bisa juga nggak…

I Hate School !

Friday, July 13, 2007

Jangan-jangan...

Dia kok udah jarang telepon atau sms, jangan-jangan…..
Anak-anak kantor dah pada jutek, jangan-jangan…..
Cewe yang kemarin ketemu dah sering sms, jangan-jangan
Klien di kantor dah pada rame, jangan-jangan….

Jogja dah mulai macet minggu ini, jangan-jangan….
Bokap dah mulai jarang pulang, jangan-jangan….
Banyak mahasiswa yang curhat ke gw, jangan-jangan…
Bayaran dari klien belum keluar-keluar, jangan-jangan…

Badan gw nggak gede-gede juga, jangan-jangan….
Udah banyak yang jadi freelancer, jangan-jangan….

Jangan itu, jangan ini…jangan ke kanan atau jangan kekiri

Thursday, July 12, 2007

Milikku Cafe.Cafe Milikku?

Perjalanan pembicaraan ini terjadi hingga pukul 1 pagi, dimana banyak sekali topik yang menarik, lucu, dan ada juga yang bertengkar serius.halah..

Hanya, ak merasa pointku semakin bertambah hari ini (ting). Banyak banget yang kasih info yang menarik (maklum ak masih kecoak sih :p ). Tapi kebanyakan yang curhat orang-orang iklan sih, aduuh…(ak kan bukan orang iklan.piye toh?). Kenapa ya masalah mereka sama? Sama-sama stuck masalah kerjaan mereka, trus terlalu service si klien.duh..duh…ada juga yang ribut ama pacarnya, didatengin nyokapnya, sampe detik sebelum ak memutuskan untuk pulang, berita duka tentang tewasnya Taufik Savalas pun menarik perhatian semua pengunjung disana…

Nggak pengen serius ahhh! Hidup hanya sekali, jadi dibikin fun aja

Karena ak bukan orang iklan, ak cuma bisa bilang yuk sama-sama mendedikasikan diri untuk kebutuhan konsumen seimbang dengan apa yang dicurhatin ama klien.Biar tidur semakin nyenyak, dan makan bisa merasakan kenyang

Jadi nggak perlu pusyiiing…(ada yang malah pengen jadi freelancer loh…wakakakakkak)

Milikku?ice chocolate ama French fries barbeque
Milikmu apa?

Tuesday, July 10, 2007

TTS


Udah lama banget ak nggak main teka-teki silang, klo diinget-inget sih terakhir main waktu pas awal kuliah. Tapi semuanya tetep aja sama. Sama-sama cover depannya gambar cewe-cewe seksi, trus dihalaman belakang ada kunci jawabannya. Yang nggak berubah dari zaman jadul tu layoutnya, khas banget. Simpel…

Disela-sela kegiatan itu ak berpikir, siapa sih yang pertama kali punya ide bikin TTS?sejak kapan TTS ada di Indonesia?tapi itu sih masalah sejarah atau teorinya (ak nggak bakal ngejawab itu diblog ini.maaf yah :p ) yang mau ak telaah, fungsi dari TTS itu sendiri. Banyak orang tua bilang klo TTS untuk mengisi waktu luang, untuk hiburan bahkan sampai untuk mengasah kemampuan berpikir.

Dari kesemuaan itu, ak cm iseng cari relevansinya untuk kita sebagai rakyat Indonesia yang punya banyak keanekargaman ini. Menurutku (mungkin juga menurut orang lain), TTS itu pekerjaan gotong royong. Ya nggak sih? Karena klo kita nggak bisa jawab pertanyaan yang ada, kita pasti nanya sama temen begitu seterusnya. Nah…flashback ke masa lalu, kita pasti sadari klo bangsa kita ini menang perang karena gotong royongnya, bisa jadi itu sebuah budaya Indonesia. Ya…gotong royong..budaya Indonesia bukan keris, tari reog, atau batik..karena itu budaya daerah..
Setuju nggak setuju, sepertinya begitu.hehehehe…

Klo kita gabungin keterkaitannya berarti budaya Indonesia itu gotong royong. Simbol dari gotong royong bisa diwakili dengan permainan TTS tadi. Seperti bangsa ini punya banyak masalah yang harus diselesaikan bersama, sama seperti banyak pertanyaan yang harus kita jawab di TTS itu. Menarik yah…kapan kamu terakhir maen TTS? Kira-kira TTS itu budaya daerah mana ya? Atau justru budaya Indonesia ? :p

Gotong Royong yuk…

Monday, July 9, 2007

Hasrat Biologis


Dari seberang meja tempat ak duduk di sebuah coffee shop di tengah kota Jogja, terdengar sekelompok anak muda yang sedang membicarakan seorang perempuan yang sebelumnya mereka temui di Mall terbesar di Jogja.

Mulai dari pujian halus hingga kata-kata dengan nuansa seksual pun keluar secara gamblang dari mulut mereka. Entah mengapa mereka seolah-olah sudah mengerti betul seluk beluk perempuan yang baru saja mereka temui tadi. Dari ujung kaki hingga ujung rambut. Mungkin bagi sebagian perempuan yang mendengar obrolan mereka, ini bisa menjadi sebuah dasar pelecehan, tapi bagi mereka itu adalah sebuah hasrat yang harus mereka penuhi. Entah mendapatkan perempuan tadi atau tidak, itu urusan belakang. Yang penting mereka enjoy, bahkan ada pula yang sampai ingin onani segala (jadi penasaran secantik apa sih perempuan yang mereka lihat) saat membayangkan perempuan tadi

Sebetulnya saya justru tertarik dengan Impact yang ditimbulkan oleh si perempuan tadi, kayaknya powerfull banget. Dia bisa mengangkat hasrat bagi cowo-cowo yang melihatnya, entah itu hasrat memuji sampai dengan hasrat biologis. Coba yah…kita bisa buat sebuah produk yang gampang memancing hasrat seperti perempuan tadi, kayaknya seru.bukan karena si cowo-cowo tadi yang kegatelan tapi lebih karena ada daya tarik besar seperti magnet raksasa..wuihh..pasti bombastis tuh

Bicara masalah hasrat, bisa jadi bicara masalah butuh atau tidak.tapi keduanya bisa seakan-akan kita paksa menjadi kebutuhan yang harus segera disalurkan. Percaya nggak? Coba deh dipikirkan baik-baik apa yang kamu rasakan ketika pertama kali haus? Pasti berlomba-lomba mencari air sebanyak-banyaknya. Tapi begitu mendapatkan air, percaya atau tidak kita hanya meminum segelas bahkan mungkin setengah gelas. Itulah istimewanya hasrat, awalnya butuh..ketika sudah dapat atau mendapatkan sebanyak-banyaknya kita justru hanya menggunakannya sedikit.

Itulah yang selalu terjadi di keseharian kita (yang kata orang, gara-gara iklan :p ). Sama seperti cerita di atas sebelumnya, dimana cowo-cowo itu nggak bakal menyangka bisa ketemu dengan perempuan yang tak henti-hentinya mereka bicarakan. Tapi begitu mereka saling bertemu, hasrat itu muncul secara langsung (maaf, ak nggak bermaksud merendahkan perempuan lo. Ini true story soalnya. Peace yah :p ). Bisa nggak sih, kita sihir sebuah produk yang bisa menciptakan hasrat? Seperti impact yang ditimbulkan diatas. Ini tantangan buat semuanya.buat orang biasa atau orang iklan sekalipun. Kita coba nyok… (digital imaging by Hendra Reza)

Saya HIV + ...

Pernahkah anda melihat penderita HIV + (dikenal dengan istilah ODHA) secara langsung ? atau mungkin anda melihatnya lewat media ? Pernahkah anda membayangkan bagaimana rasanya menjadi ODHA? Apa yang anda pikirkan ketika dokter mengatakan bahwa anda HIV + ? pernahkah anda berbicara dengan ODHA ? pernahkah ? kata-kata itu yang terngiang di benakku ketika ak dan teman-teman memutuskan untuk menggunakan kaos oblong putih bertuliskan “ Saya HIV + “ dihari terakhir kami berada di Batam

Yup..ak dan teman2 ingin merasakan menjadi ODHA sehari. Mulai dari hotel tempat kami menginap, warung makan yang kami kunjungi, hingga bandara yang kami gunakan, menjadi saksi nyata perbuatan kami ini. Apa hasilnya ? mengejutkan… Dari mulai petugas hotel yang tersenyum kecil, penjaga warung makan yang mengembalikan uang kembalian dengan gugup, duduk diletakkan diseat bangku pesawat paling belakang, cemoohan orang-orang, orang enggan duduk bersebelahan bersama kami, kasir dunkin donuts yang menjadi judes, sampai ada juga yang memberikan rasa simpati.

Pengalaman pertama ini tak bisa ak lupakan. Tentu..karena walaupun ak bukan penderita langsung, setidaknya ak sudah bisa merasakan sedikit penderitaan mereka..perasaan terluka mungkin, dimana orang-orang masih banyak yang tidak bisa menerima kehadirannya, tidak mau berbicara apalagi saling berbagi kasih.

Semua orang pasti tidak ingin menjadi ODHA karena itu bukan sebuah cita-cita, itu juga bukan kutukan. Bagiku itu hanya sebuah titipan. Titipan yang harus dipergunakan dengan baik tanpa harus menyesali masa lalu yang menyebabkan. Menjadi ODHA bukan akhir dari kehidupan, bukan juga sebagai penghambat rasa kemanusiaan. ODHA juga punya pilihan dan masih punya kesempatan. Kami hanyalah segelintir percobaan yang mencoba mengerti perasaan mereka dan mengkomunikasikannya kepada masyarakat Indonesia.

Oblong putih itu akan selalu ak simpan dan akan selalu menjadi bukti perasaan bagi siapa saja yang pernah menjadi ODHA sesungguhnya. Tak mudah memang, tak mudah…tapi untuk apalagi mengucilkan?untuk apalagi mencemooh?untuk apalagi menyakiti? Sudah saatnya kita berubah…BERUBAH..untuk sebuah penerimaan, sebuah ketulusan yang murni. Bahwa ODHA pun manusia biasa seperti kita, ingin hidup tenang, ingin diterima kapanpun & dimanapun, bahkan mereka ingin menolong. Ya…menolong.membantu mengingatkan kita agar tidak mencoba menjadi seperti mereka, mengingatkan agar kita selalu waspada, mengingatkan agar kita tidak mencoba-coba walaupun masih muda, dan selalu mengingatkan kepada kita untuk selalu setia.

Percayalah…ODHA bukan sebuah impian, ODHA tidak perlu dihindari. Semuanya butuh kasih, cinta, ketulusan yang kesemuanya itu adalah bibit dari KESETIAAN.

Teman anda HIV + ? tak perlu takut…..rangkulah , berikan mereka senyuman

Terima Kasih....

kepada Allah SWT yang selalu memberikan kehidupan dan cahaya
kepada Rasulullah yang memberikan pengalaman
kepada orang tua yang memberikan cerminan dan perhatian
kepada keluarga yang memberikan kehangatan dan tempat berlindung
kepada kekasih yang memberikan kepercayaan serta dukungan

kepada mantan kekasih yang melewatkan masa lalu
kepada sahabat yang mau mendengarkan curahan hati
kepada teman yang telah banyak membuat senyuman dan canda tawa
kepada lingkungan yang telah mau membesarkan dan membebaskan
kepada guru yang telah mengajarkan banyak ilmu
kepada buku yang mengajarkan tutur kata

kepada waktu yang telah memperkenalkan pagi, siang, sore, dan malam
kepada Iris yang selalu setia dikala sepi menyudut kalbu
kepada klien yang mau menyalurkan rezeki dan keluh kesahnya
kepada adzan yang selalu mau mengajakku untuk bangkit
kepada Indonesia yang mempunyai keragaman
kepada presiden yang mau memimpin dengan pengorbanan
kepada musibah yang menjadikan kedewasaan
kepada kegagalan yang berbuah kesuksesan
kepada do’a yang menciptakan harapan
kepada imajinasi yang merangkai khayalan dan ide

dan kepada hari akhir sebagai persiapan dan peringatan
terima kasih…

Rasanya...


Sejauh mata memandang dan telinga mendengar, pengalaman 12 hari di Batam memang menyenangkan, penuh kejutan dan fantastis…. Berbekal si Iris, beberapa potong pakaian dan kurangnya ilmu, memberanikan diri untuk berangkat akan sebuah tawaran besar.

Saat menaiki pesawat pun kami menyempatkan diri berfoto dibawah badan kapal seperti preman lepas dari markasnya, bahkan ketika pesawat ingin lepas landas pun kami berinisiatif menyanyikan lagu Indonesia Raya sebagai bentuk kebanggaan kami sebagai rakyat Indonesia..

Hari pertama datang, aku hirup dalem2 udara Batam yang kata orang, bahwa Batam singkatan dari Bila Anda Tabah Anda Menang itu, dipijakkan pertama tanah Batam. Bandara Internasional Hang Nadim itu terasa sempit, terlihat banyak orang dari luar daerah, terutama dari Sumatera.

Tawar menawar taksipun terjadi ketika kami keluar dari Bandara, dan seketika itu terciumlah aroma mahal dari kehidupan di Batam. Yap, mulai dari makanan sampai beberapa barang pun nyengat terasa harganya. Ak pun mulai belajar melihat dan merasakan kota Batam yang baru kali ini aku pijak. Rasanya belum pernah ak temui di kota manapun. Ak rasakan betapa mahalnya Es Susu Soda seharga 27ribu, Ayam Penyet seharga 12 ribu hingga keunikan perempuan disana. Agresif, mungkin itu salah satu keunikannya. Hingga sangat familiar disana dengan istilah “curi ayam” yang akrab ditelinga masyarakat Batam

Istilah Teh Obeng (Es Teh) dan Teh O (Teh Hangat) pun memberikan rasa baru dikosa kata otak kecilku ini. Tapi sayangnya, tak ada warnet 24 jam disana, tak ada Circle K ataupun sekelas Indomaret yang bisa dikunjungi disana. Menelaah tugas yang kami emban adalah melihat perilaku karyawan beberapa perusahaan akan perilaku beresiko terhadap HIV/AIDS…Bisa dikatakan misi kami disana berjudul “VIRUS CINTA”. Virus yang kami harapkan bukan berupa hal yang merugikan, akan tetapi hal yang bermanfaat untuk kita dan semua orang.

Pengalaman kesasar 2 jam di Hutan Wisata Mata Kucing pun tak bisa digambarkan, hanya gara2 ak dan teman2 membuntuti pasangan muda-mudi yang berlomba-lomba berpacaran dan mencari tempat sepi disana.. Bukit Senyum yang terkena gusuran petugas menjadi saksi bisu pekerja malam disana hingga lokalisasi Sintai yang kerap kali menjadi tempat primadona pekerja setelah waktu gajian tiba pun menambah warna kota Batam. Ak dan teman2 membuat benang merah akan misi kami, yaitu mengkomunikasikan stigma & diskriminasi yang terjadi, penggunaan kondom dan sikap setia yang wajib diterapkan bersama..

Ak pun mencoba praktek “nambang” (menjadi supir taksi jalanan dengan menggunakan mobil pribadi) yang sudah akrab dilakukan masyarakat disana, lumayan dapet 10ribu untuk satu penumpang. Menarik dan fenomenal…Batam yang mayoritas penduduknya sebagai pekerja pabrik (elektronik, perminyakan, hingga perkapalan) ini pun tak bisa dipungkiri bahwa masih menawarkan peluang bisnis yang menjanjikan, melihat Batam masih menjadi kota berkembang sekarang. Dari misi ini, banyak hal yang bisa ak pelajari hingga semakin dekat ak melihat semakin memikat rasanya. Begitu mudahnya untuk berkenalan dengan orang lain hingga betapa banyaknya perempuan simpanan pejabat yang bisa ak lihat. Dari beberapa perusahaan yang kami datangi, banyak informasi yang sungguh nyata kami dapatkan, ada yang melegalkan prostitusi, hingga praktek masturbasi (maaf) dilingkungan dormitory…

Tak bisa tidak, kami berfungsi seperti Intel yang bebas bergerak kemana saja, karena itulah kegiatan kami disana. JALAN-JALAN UNTUK BERKOMUNIKASI, klo dibilang bahasa kerennya orang iklan (walaupun saya bukan orang iklan) cari insight untuk proses brainstorming yang bakal digunakan untuk Point Of Contact medium yang kami tawarkan (alahh…berat kan.makanya jangan mau jadi orang iklan :p )

Alhasil ak jalan-jalan juga ke pasar seken (pusat barang murah hasil bekas pakai orang Singapura yang masih bagus) dari harga boneka seribu perak sampai TV seharga 200rb pun kami jajaki. Batam begitu menarik, begitu penuh dengan hiburan malam dan begitu penuh dengan kata-kata “Gila, gampang amat kenalan ama cewe! “. Yang tak kalah menarik adalah ketika apek-apek (om-om) yang kami lihat sedang menawar seorang amoi (PSK berkulit putih seperti etnis cina), dipinggiran jalan di daerah Nagoya. Masalah clubbing pun, Batam tak kalah suara, dari mulai GG, No Name, Majestic hingga sekelas Pacific pun ada disana yang selalu menjadi teman bagi penikmat kehidupan malam. Tapi tak banyak kami lihat café disana, hanya mungkin mulai dari J.CO, Solaria sampai Gordiva yang sangat digandrungi bisa dijadikan tolak ukur kemajuan café di Batam. Ya..Batam memang sedang dalam tahap berkembang, terlihat jelas bahwa masih banyak jalan-jalan yang rusak (hal ini membuat ban mobil kami bocor hingga 3x) hingga pembangunan perumahan ataupun ruko-ruko untuk tempat usaha

Di sela aktifitas, kami iseng mencari film bokep (konon sulit sekali dicari) guna kebutuhan pekerjaan yang kami emban dari pengamatan di lingkungan dormitory. Alhasil, hingga hari terakhir kami pulang, film itupun tak berhasil kami dapatkan (ada yang bisa bantu??hehehe). Tapi hal itu tak jadi soal, karena ketika ak dan teman2 menyempatkan diri melihat keindahan Pelabuhan Samyong, kami ingin sekali berlama2 disana, dengan menggunakan Boat yang sengaja disewakan ditambah merogoh kocek puluhan ribu rupiah, kita bisa melihat keindahan pulau kecil di seberang Batam.

Tapi rasanya, sebagai orang Indonesia, belum afdol jika kita belum pernah ke Batam. Merasakan remang-remang pantai marina dengan khas mobil goyangnya, indahnya malam di Jembatan Balerang sampai melihat masyarakat yang punya hobby bermain Zong (judi dengan kartu) dan main batu (seperti permainan domino) serta kehidupan rusun pekerja yang penuh dengan kisah cinta. Tak lupa kami sempatkan untuk main-main ke daerah Bengkong (konon terdapat pemain-pemain batu yang handal disana) untuk melihat lingkungan disekitarnya

Di hari terakhir, sebagi puncak misi kami. Kami bertiga pun menggunakan kaos oblong putih bertuliskan “ Saya HIV + “ yang sangat menimbulkan kontroversial di setiap lingkungan yang kami datangi (hal ini akan ak jelaskan di judul selanjutnya ;) )

At least…Don’t Judge too quickly and Don’t Judge the book by it’s cover mungkin tepat dalam melihat, mendengar dan merasakan kota Batam….see u again BATAM

Wednesday, July 4, 2007

Kejujuran

Udah lama setelah sekian lama nggak nulis blog ini, semenjak "berlibur" di Batam selama 2 minggu
dengan mengemban tugas yang cukup berat, akhirnya jadi juga..

well, percaya nggak...manusia susah banget untuk membuat cerita tentang kejujuran dirinya? takut dinilai
jelek dan takut dinilai sombong. But, semua itu proses yang rumit yang klo di-explain bakal seru......

Blog kejujuran ak dalam proses 45%, kita lihat efeknya nanti...terserah kalian mo nganggp ak sakit jiwa
atau apalah...tapi ini bakal ak jadiin buku cerita sebelum akhir hidup nanti.ceilee...
Kenapa harus jujur? pasti semua udah pernah denger apa yang udah dibilang ama Alm.Bang Benyamin di serial
TV si Doel Anak Sekolahan klo " Hidup harus jujur biar nggak hancur "

Nah..merefleksi dari kata-kata itu, nggak salah donk klo kita memulainya
sekarang. Nggak ada ruginya kok, nggak perlu takut ini itu deh. Toh, penilaiannya
biar orang yang memberikan kesimpulan. Perkara nanti timbul pro dan kontra, itu
urusan belakang. Tantangannya, Sudah beranikah anda untuk JUJUR???
Ceritakan kejujuran tentang diri kamu sendiri, bacalah...pasti menarik.
Bahkan lebih indah dari karya novel manapun, dan lebih puitis dari puisi Chairil Anwar atau sekelas Kahlil Gibran

Jujur, yuk.... :)